Jembrana (Metrobali.com)- 

Sedikitnya lima pedagang yang biasa berjualan di Pasar Pagi Satria Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, harus mencari tempat baru untuk berjualan. Pasalnya kios tempat mereka berjualan sehari-hari, hancur lantaran tetimpa dahan pohon bunut.

Dari informasi di lokasi, Jumat (6/12) sore, dahan pohon bunut yang telah berusia ratusan tahun itu tumbang sekitar pukul 14.30 sore. Warga setempat tidak mengetahui penyebab tumbangnya dahan pohon bunut yang ada disisi timur sungai Ijogading itu. Pasalnya saat kejadian cuaca sangat cerah dan tidak ada angin kencang.

Beruntung saat kejadian, pasar tersebut dalam kondisi sepi, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa. Namun demikian, kejadian tersebut mengakibatkan sejumlah fasilitas bangunan pasar bantuan Provinsi tiga tahun lalu menjadi rusak, termasuk Pelinggih Melanting.

Nita (35), salah seorang warga setempat mengatakan saat dahan pohon bunut itu tumbang, situasi pasar lagi sepi, padahal sore hari warga setempat sering berkumpul disana. “Kejadiannya sekitar setengah tiga sore. Tiba-tiba terdengar suara seperti ada benturan keras. Setelah saya lihat, ternyata kios pasar tertimpa dahan pohon” ujar Nita, Jumat (6/12).

Selain bangunan pasar, dahan pohon itu juga menimpa Pelinggih Melanting yang ada tepat dibawah pohon itu. “Pelinggihnya juga rusak, padahal baru dibangun sekitar dua tahun lalu” imbuh warga lainnya.

Kepala Lingkungan Satria, Ketut Parwata ditemui di lokasi mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke Lurah Pendem. Sementara agar aktifitas pasar dapat normal kembali, nampak pihak Tagana sedang memotong-motong dahan pohon bunut itu. MT-MB