Kantor Konsulat Australia di Jalan Tantular 32, Renon, pada Kamis (14/7) dihebohkan penemuan bungkusan merah yang semula diduga bom. Guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, tim Gegana Polda Bali mengamankan bungkusan tersebut.

Kehebohan tersebut terungkap sekitar pukul 14.30 Wita, setelah seorang warga Australia datang ke Konsulat hendak mengurus dokumen. Tak lama warga Negara Australia itu menanyakan kepada petugas keamanan dimana letak pembuangan sampah terdekat.

Setelah pria tersebut pergi, dua petugas keamanan curiga sebuah bungkusan yang tergeletak didekat pembuangan sampah. Mereka pun menduga bungkusan bertuliskan Airasia itu dibuang pria tadi.

Curiga bungkusan mengandung bahan peledak, mereka pun menghubungi Tim Gegana Polda Bali untuk mengamankan bungkusan itu.

Salah seorang petugas keamanan bernama Irwan Saputra mengaku sempat mengobrol dengan bule tadi.

“Saya bilang tempat sampah tidak ada disekitar sini,” terangnya di lokasi.

Tim Gegana Polda Bali segera turun ke lokasi lengkap dengan satu unit mobil Jihandak (Penjinak Bahan Peledak). Dipimpin oleh Wakil Komandan Satuan (Wadansat) Brimob Polda Bali AKBP Ramdhani Hidayat, bungkusan tersebut berhasil diamankan.

Penemuan bungkusan tersebut membuat kawasan untuk sementara disterilkan pada radius 50 meter. Bahkan, para pengendara dilarang melintas di lokasi.

Setelah bungkusan tersebut diamankan, petugas membawanya ke Mako Brimob di Tohpati dengan menggunakan mobil Jihandak.

Di lokasi, AKBP Ramdhani Hidayat menyebutkan hasil pemeriksaan X-Ray belum bisa memberitahukan apa isi dalam bungkusan tersebut. Nantinya, bungkusan akan diperiksa di mako Brimob Polda Bali.

“Akan kita cek dengan pemeriksaan X-Ray,” bebernya.

AKBP Ramdani mengatakan, belum sepenuhnya mencurigai bahwa yang menaruh bungkusan tersebut seorang pria asal Australia bernama Lord Liam Thomas Oflynn (45).

Pria itu diketahui seorang teacher visiter kelahiran Sydney yang tinggal sementara di Gianyar.

“Anggota intel masih menyelidiki siapa pria tersebut,” ungkapnya