Keterangan foto : Istri Gubernur Bali I Wayan Koster yakni Ni Putu Putri Suastini Koster yang akrab disapa Bunda Putri menyampaikan sambutan pada acara “Pelepasan Mahasiswa dari Keluarga Kurang Mampu Pendampingan JPKP Bali kepada IHDN Denpasar”, Minggu (9/9/2018) di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar.

Denpasar (Metrobali.com)-

Hadir di berbagai kesempatan acara atau tampil di panggung sebagai tokoh seniman Bali sudah hal biasa bagi Ni Putu Putri Suastini Koster yang akrab disapa Bunda Putri. Namun tampil di depan publik sebagai istri Gubernur Bali I Wayan Koster, tentu pengalaman baru bagi sosok perempuan Bali pecinta puisi ini.

Baru beberapa hari resmi menyandang  predikat istri Gubernur Bali usai acara pelantikan yang dilanjutkan serah terima jabatan (sertijab) Koster, Bunda Putri mendapatkan pengalaman yang unik. Contohnya saat hadir dalam acara “Pelepasan Mahasiswa dari Keluarga Kurang Mampu Pendampingan JPKP Bali kepada IHDN Denpasar”, Minggu (9/9/2018) di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar.

Berkali-kali Bunda Putri dipanggil sebagai Ibu Gubernur. Entah ada kesalahan ucap atau hanya untuk mempersingkat penyebutan. Bahkan tak luput juga Rektor IHDN Denpasar Prof. I Gusti Ngurah Sudiana dalam sambutannya beberapa kali menyebut Bunda Putri sebagai Ibu Gubernur.

Bunda Putri pun menyikapi panggilan itu dengan santai sambil berkelakar. “Jangan sebut saya Ibu Gubernur karena gubernurnya laki-laki. Sebut istri gubernur. Mungkin 15 tahun lagi baru saya jadi gubernur. Kalau sekarang cukup sebut Ibu Putri Koster atau Ketua Tim Penggerak PKK atau Ketua Dekranasda,” ujarnya berseloroh yang kemudian disambut gelak tawa peserta acara dan para undangan yang hadir.

Bunda Putri pun bercerita baru beberapa kali ia memberikan sambutan dan berpidato sebagai seorang istri Gubernur Bali. Bahkan ia menyebutkan dirinya baru belajar berpidato.

“Saya baru jadi istri gubernur. Tidak ada sekolah jadi istri gubernur. Pidato juga baru belajar,” ucapnya yang lagi-lagi disambut tawa para audiens.

Dalam kesempatan ini Bunda Putri juga memuji dan mengapresiasi langkah nyata dan pengabdian tanpa syarat Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP) Bali khususnya di bidang pendidikan. Hal ini dibuktikan JPKP Bali dengan memfasilitasi akses beasiswa bagi 21 orang mahasiswa dari keluarga kurang mampu untuk bisa kuliah di IHDN Denpasar.

Bunda Putri juga mengapresiasi IHDN Denpasar yang tidak hanya mencetak generasi muda Bali yang cerdas dan berkarakter tapi juga mampu ikut memerangi kemiskinan. Baik dengan bekerja setelah lulus kuliah maupun dengan membuka lapangan kerja sendiri.

Pewarta : Widana Daud

Editor    : Whraspati Radha