Foto: Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali Ida Bagus Oka Gunastawa (nomor 2 dari kanan) bersama pengurus.

Denpasar (Metrobali.com)-

Partai NasDem Bali menegaskan siap tempur pada Pilkada Serentak 2020 di enam daerah yakni Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Tabanan, Karangasem, Bangli dan Jembrana.

Partai NasDem tetap mengedepankan politik tanpa mahar dalam penjaringan kepala daerah Pilkada Serentak 2020. Sebab ini memang sudah menjadi DNA partai besutan Surya Paloh ini sejak awal berdirinya hingga saat ini.

“Dan kami pun di Bali sudah sangat siap tempur dalam kondisi apapun,” kata Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Bali Ida Bagus Oka Gunastawa, dalam keterangan pers di Kantor DPW Partai NasDem Provinsi Bali, Denpasar, Senin (23/9/2019).

Partai NasDem pun mulai menjaring figur-figur yang akan diusung sebagai calon kepala daerah dan wakil kepala daerah pada Pilkada Serentak ini.

Untuk penjaringan calon ini, Partai NasDem secara nasional membuka secara resmi pendaftaran calon sejak tanggal 19 September hingga 23 Oktober 2019.

Pembukaan pendaftaran calon ini juga berlaku untuk enam kabupaten dan kota di Bali yang melaksanakan Pilkada Serentak 2020.

Karenanya NasDem Bali sekaligus mengundang seluruh masyarakat di Bali, yang memang memiliki kapasitas dan spirit yang sama dengan Partai NasDem, untuk mendaftarkan diri. Terlebih dalam rekrutmen ini, NasDem tetap mengusung politik tanpa mahar.

“Pengumuman hari ini ajakan ayo berdemokrasi. Jangan demokrasi anggap identik dengan kemenangan, kekalahan juga bagian dari demokrasi,” kata Oka Gunastawa.

Pernyataan ini menjadi semacam penyadaran juga kepada partai politik lain yang memang memenuhi syarat untuk mengusung sendiri calon kepala daerahnya. Jangan sampai partai politik malah tidak berani mengeluarkan dan mengusung calon.

“Partai yang punya kursi cukup malu dong tidak keluarkan calon,” sindir politisi senior asal Karangasem ini.

Di sisi lain Oka Gunastawa menampik anggapan bahwa Partai NasDem sedikit terlambat dalam melakukan penjaringan calon ini. Pasalnya, DPP Partai NasDem baru menerbitkan Peraturan Organisasi (PO) Nomor 006-PO/ DPP-NasDem/ IX/ 2019, pada tanggal 17 September 2019.

PO tersebut juga baru disosialisasikan pada tanggal 19 September 2019. Selanjutnya secara nasional, DPP Partai NasDem menginstruksikan dimulainya pendaftaran serentak pada 23 September.

“Jadi pembukaan pendaftaran ini tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020. Ini kita lakukan secara nasional,” papar Gunastawa, yang didampingi Bendahara DPW Partai NasDem Provinsi Bali IGN Bagus Eka Subagiartha dan jajaran.

Menariknya meskipun dibuka secara umum, namun Partai NasDem menerapkan mekanisme internal yang bersifat tertutup. Pasalnya, partai besutan Surya Paloh itu juga tetap melakukan komunikasi politik dengan semua tokoh yang dipandang layak untuk tampil sebagai kandidat.

“Kami melakukan komunikasi politik dengan semua kalangan, dan tidak menutup kemungkinan mereka mendaftar juga di partai lain,” ujar Oka Gunastawa.

Sehingga dari sisi ketokohan mereka tetap kami berikan perhatian dan bagaimana kita menjaga mereka. Ketika direkomendasikan oleh DPP, yang juga didukung partai lain, baru kita umumkan kepada publik,” imbuhnya.

Selain karena mempertimbangkan psikologis para figur yang mendaftar, mekanisme internal yang bersifat tertutup itu juga diambil karena Partai NasDem cukup realistis dengan perolehan kursi di Bali. Selain di Kabupaten Karangasem, Partai NasDem berkoalisi dengan partai politik lainnya agar bisa mengusung pasangan calon.

“Kalau di Karangasem, kita bisa usung sendiri pasangan calon. Sementara di lima daerah lainnya, kami realistis. Pilihannya, berkoalisi atau justru mendukung kotak kosong,” tutur Gunastawa.

Kemungkinan untuk mendukung kotak kosong ini, imbuhnya, apabila nanti di daerah di mana Partai NasDem susah untuk mengusung sendiri pasangan calon namun justru hanya satu pasangan calon yang bertarung.

Apalagi dari beberapa pengalaman sebelumnya, ada juga kotak kosong yang bisa menumbangkan pasangan calon yang diusung partai politik atau koalisi.

“Tetapi kami berharap, tidak ada yang namanya kotak kosong. Itu juga sebabnya kami membuka pendaftaran ini,” tutup Oka Gunastawa. (wid)