???????????????????????????????

Klungkung (Metrobali.com)-

Melihat fenomena yang kemungkinan akan terjadi di Bali terkait dengan upacara pembakaran mayat dengan menggunakan kremasi mayat dengan menggunakan kremasi listrik. Pemerintah Kabupaten Klungkung melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyelenggarakan paruman Sulinggih se-Kabupaten Klungkung. Terkait hal ini, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta membuka paruman Sulinggih yang didampingi Kadisbudpar I Nengah Sujana dan Ketua MMDP (Majelis Madya Desa Pakraman) Ketut Rupia Arsana di Ruang Rapat Praja Mandala (19/11) rabu kemarin. Paruman sulinggih tersebut dihadiri oleh para pimpinan Majelis AlitDesa Pakraman, para Pemangku, dari Perwakilan Kecamatan, Instansi terkait dan perwakilan dari RSUD Klungkung.

Menurut penjelasan Dewa Soma yang merupakan staf kerohanian di Disbudpar menjelaskan bahwa tujuan paruman ini untuk membahas fenomena mengenai pengkremasian jenasah dengan kremasi listrik untuk dikaji berdasarkan secara sastra agama hindu. Dalam paruman tersebut, cakupan bahasan akan mengarah kepada mengenai pengertian kremasi, bagaimana pandangan Hindu terhadap proses Kremasi dengan Listrik, bagaimana peran adat terhadap proses kremasi tersbut kemudian apa perbedaan api listrik dengan api kompor. Paruman Sulinggih yang diikuti oleh 30 Sulinggih yang merupakan perwakilan seluruh Sulinggih di Kabupaten Klungkung dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Made Tembau dari Gria Kulon, Aan dan sekaligus Beliau sebagai Nara Sumber Utama. Menurut Dewa Soma , secara Hindu tidak melarang proses kremasi tersebut, tetapi di Bali ada adat dan budaya yang menjadi sentral yang mengatur setiap pelaksanaan kematian  yang ada di Bali.

Dalam sambutannya, Bupati Suwirta menyampaikan bahwa paruman ini bertujuan untuk berusaha menyamakan dan menyatukan persepsi dari para Sulinggih dan para Pemangku dalam menjalankan makna kesusastraan Agama Hindu yang terangkum dalam tiga kerangka Agama Hindu yaitu tatwa, susila dan upakara. Diharapkan dengan pelaksanaan paruman Sulinggih ini dapat dijadikan acuan bagi para peserta terutama para bendesa dan prajuru dalam pelaksanaan upakara yadnya di masing-masing desa pakraman sesuai dengan tingkatannya masing-masing. Di tengah-tengah Paruman Bupati Suwirta menyerahkan punia ke masing-masing para Sulinggih. SUS-MB