Suryamin

Jakarta (Metrobali.com)-

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan tarif tenaga listrik menjadi salah satu komoditas penyumbang laju inflasi tinggi pada Agustus 2014 yang mencapai 0,47 persen.

“Dari inflasi 0,47 persen, tarif listrik menyumbang inflasi 0,12 persen, karena adanya kenaikan harga rata-rata 4,16 persen dari bulan sebelumnya,” ujar Kepala BPS Suryamin dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (1/9).

Ia menjelaskan, selain tarif listrik, inflasi pada Agustus juga disumbangkan oleh ikan segar yang memberikan kontribusi 0,04 persen, uang sekolah SD 0,04 persen, uang sekolah SMP 0,03 persen dan beras 0,02 persen.

Komoditas lain yang memberikan kontribusi pada inflasi Agustus karena mengalami kenaikan harga adalah daging ayam ras sebesar 0,02 persen, tarif kontrak rumah 0,02 persen, dan uang sekolah SMA 0,02 persen.

Sementara, komoditas yang menjadi penyumbang deflasi atau mengalami penurunan harga pada Agustus 2014, adalah bawang merah sebesar 0,03 persen, tarif angkutan antar kota 0,03 persen dan tomat sayur 0,02 persen.

Kelompok yang dominan menyumbang inflasi pada Agustus, adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 1,58 persen dan kelompok, perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,73 persen.

“Kelompok pendidikan menyumbang inflasi karena mulai tahun ajaran baru, dan biaya pendidikan mengalami kenaikan. Sedangkan, kelompok perumahan terkena dampak kenaikan tarif tenaga listrik,” ujar Suryamin.

Kelompok lainnya, bahan makanan serta bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau masing-masing menyumbang inflasi 0,36 persen, diikuti kelompok kesehatan 0,33 persen dan kelompok sandang 0,23 persen.

“Satu-satunya kelompok yang menyumbang deflasi, adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yaitu sebesar 0,12 persen, karena tarif angkutan sudah mengalami penurunan,” kata Suryamin.

Dari 82 kota IHK, sebanyak 66 kota mengalami inflasi dan 16 kota menyumbang deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan 1,68 persen dan terendah di Banjarmasin 0,02 persen. Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Ternate, yaitu 1,02 persen. AN-MB