Foto: Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba (paling kiri) di sela-sela penandatangan kerjasama Modalku dan BPR Kanti serta sejumlah BPR lainnya.

Jakarta (Metrobali.com)-

PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti) terus berinovasi. Bahkan BPR Kanti kini tercatat sebagai BPR pertama di Bali yang menjalin kerjasama dengan salah satu raksasa fintech yakni  PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).

“Dengan kolaborasi ini kami yakin posisi BPR Kanti semakin kuat dan kompetitif. Ini juga kontribusi kami dalam ikut memajukan UKM di Indonesia khususnya Bali,” kata Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba, Kamis (18/9/2019) usai menandatangani kerjasama ini di Jakarta.

Selain dengan BPR Kanti, Modalku juga menandatangani kerja sama dengan PT BPR Varia Centralartha (Bank Varia), PT BPR Bekasi Binatanjung Makmur (BPR BBTM).

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Co-Founder & CEOModalku Reynold Wijaya, Direktur  Bank Varia Paulus Rasubala, Direktur Utama BPR BBTM Hiras Lumban Tobing, dan Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba.

Bentuk kerja sama ini adalah pendanaan bersama atau biasa disebut kredit sindikasi, di mana keempat pihak bersama-sama mengumpulkan dana untuk membiayai peminjam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sistem kredit sindikasi atau pendanaan bersama dijalankan ketika nilai pinjaman yang diajukan
peminjam terlalu besar untuk dibiayai satu bank atau satu institusi keuangan. Jadi beberapa institusi keuangan secara kolektif mendanai pinjaman tersebut.

Kolaborasi bentuk ini adalah yang pertama di antara suatu bank dan platform teknologi finansial (fintech) di Indonesia. Partnership ini menunjukkan bahwa fintech memperkaya ekosistem keuangan Indonesia.

Tak hanya memperluas jangkauan layanan keuangan bagi masyarakat dan usaha kecil yang underserved, kolaborasi fintech dengan institusi finansial seperti bank pun dapat melengkapi layanan yang diberikan bank.

Perluasan akses pendanaan bagi UMKM akan mendukung inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia. Semakin tinggi inklusi keuangan serta lapisan masyarakat yang memperoleh akses terhadap layanan dan jasa keuangan, maka pertumbuhan ekonomi akan meningkat.

Reynold Wijaya, Co-Founder & CEO Modalku mengungkapkan kerja sama ini membuktikan bahwa fintech dan bank bisa berjalan beriringan dengan visi yang sama, yaitu memperkuat perekonomian Indonesia melalui pengembangan UMKM lokal.

Kerja sama ini sesuai dengan nilai gotong royong yang menjadi bagian dari model bisnis Modalku. Kolaborasi antara fintech dengan BPR dalam menyalurkan pinjaman ke UMKM ini juga mendukung arahan dari OJK serta
Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI).

“Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan bank,” tegas Reynold Wijaya.

Kerja sama ini telah memungkinkan Modalku untuk menjangkau lebih banyak pengguna, tidak terbatas pada wilayah operasional Modalku. Reynold menambahkan bahwa timnya mempercayai BPR sebab mereka memiliki kedekatan dengan masyarakat di daerah-daerah operasionalnya.

“BPR lebih mengenal karakteristik UMKM di daerah masing-masing, yaitu Bekasi bagi Bank Varia dan BPR BBTM dan Bali bagiBPR Kanti”  tambah Reynold Wijaya.

Paulus Rasubala, Direktur Utama Bank Varia, berkata, “Mewakili BPR, kami tentunya bersemangat bisa bekerja sama dengan Modalku yang sudah memiliki track record sangat baik. Kami dari BPR terus berkomitmen untuk melayani nasabah peminjam sebaik mungkin,” ujar Rasubala.

Dalam hal ini melalui kerja sama BPR dengan fintech, penilaian kredit juga menggunakan data alternatif dan proses digital sehingga keputusan kredit didasarkan informasi yang lebih menyeluruh.

“Ke depannya, kami dan pihak Modalku berharap dapat terus berkolaborasi, mungkin dalam bentuk kerja sama yang lain,” tegasnya.

Kolaborasi ini tak hanya berdampak bagi peminjam Modalku, tapi juga pemberi pinjaman platform. Pengawasan yang dilakukan terhadap peminjam dilakukan secara bersamaan oleh kedua pihak (Modalku dan BPR), sehingga tingkat risiko bisa lebih diperhitungkan dan analisis usaha yang dilakukan semakin komprehensif.

Modalku menyediakan layanan peer-to-peer (P2P) lending, di mana peminjam (UMKM yang berpotensi) bisa mendapatkan pinjaman modal usaha tanpa agunan hingga Rp 2 miliar yang didanai oleh pemberi pinjaman platform (individu atau institusi yang mencari alternatif investasi) melalui pasar digital.

Hingga Agustus 2019, Modalku telah menyalurkan modal usaha lebih dari Rp 8 triliun ke sekitar 900 ribu pinjaman UMKM di Asia Tenggara. Di Asia Tenggara, Modalku beroperasi di Indonesia, juga di Singapura dan Malaysia di bawah nama Funding Societies Modalku. (dan)