IMG_20150826_190143

Jembrana, (Metrobali.com) –

Terlahir tanpa jari tangan dan kaki (buntung), Moh Iksan Nawawi (10) luput dari perhatian pemerintah.

Putra kelima pasangan Aramin (55) dan Mariatin (48) dari Banjar Kembang, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali, ini berharap mendapat bantuan kursi roda.

Pasalnya, untuk beraktifitas sehari-hari seperti bermain, Iksan harus menyeret pantatnya (ngesot) atau menjatuhkan tubuhnya dengan menggelinding.

A Rahin, orang tua Moh Iksan mengaku sempat shock berat atas kelahiran putra kelimanya itu. Iksan terlahir tanpa jari tangan dan kaki (buntung).

Iksan kini sudah tumbuh besar dan menggemaskan. Diusianya yang menginjak sepuluh tahun, Iksan berusaha beraktifitas sendiri dengan menyeret pantatnya (ngesot) atau menggelindingkan tubuhnya di lantai. Pasalnya, ayahnya Aramin yang hanya pekerja serabutan dan nyambi sebagai tukang pijat keliling tidak mampu membelikan Iksan kursi roda.

Meskipun sudah berusaha belajar mandiri, namun Iksan tetaplah memiliki keterbatasan. Ketika makan ia harus disiapkan dan disuapi, termasuk mandi dan buang air.

“Kami memang harus bersabar. Di rumah juga harus ada yang jaga karena sampai sekarang ia bicaranya masih cadel” terang Aramin, Rabu (26/8).

Supaya anaknya bisa duduk berlama-lama saat bermain dengan temannya, Aramin membuatkan kursi kayu khusus yang diberikan palang di depannya.

Selanjutnya Aramin berharap ada dermawan yang terketuk hatinya untuk bisa memberikan bantuan kursi roda. MT-MB