Buleleng, (Metrobali.com)-

Sungguh miris bila mendengar kisah perjalanan seorang anak bernama Putu Sri Mansa Apriani, yang terlahir dengan kondisi tanpa kedua bola mata, tidak bisa bicara dan kesulitan dalam berjalan. Bagaimana tidak, pasalnya anak yang kini berusia 11 tahun bertempat tinggal di Dusun Kaje Kangin, Desa/Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng itu, dengan kehidupan yang sangat memperihatnkan itu, dikesehariannya dirawat oleh neneknya sendiri yang bernama Dadong Garbi (82).

Sedangkan kedua orang tuanya mengadu nasib dengan bekerja sebagai buruh serabutan di Kota Denpasar.”Bapak dari cucu saya, bekerja sebagai buruh proyek di Denpasar. Sedangkan ibu dari cucu saya itu bekerja sebagai tukang cuci pakaian”. Kalau pulang mlihat anaknya, pada saat hari raya” ucap Dadong Garbi, Senin (5/2)

Dadong Garbi dengan terbata-bata lantaran haru,  menceritrakan cucunya yang dalam mengarungi kehidupannya dengan penuh ketabahan. Yang sangat membuat hatinya merasa terenyuh, disaat cucunya itu berusia 4 tahun. Dimana cucunya itu sering menangis dan terkesan tidak mau menerima keadaan fisik yang dialaminya itu.

”Cucu saya terlahir dirumah dalam kondisi tidak normal  melalui bantuan dukun beranak” ujarnya.”Saat berusia antara 4-5 tahun itu, cucu saya sering menangis, seolah-olah menyesali hidupnya yang tidak normal itu dan ingin bisa melihat” terang Dadong Garbi,

Lebih lanjut ia mengatakan dirinya itu semakin tahun semaki bertambah umurnya dan kini telah berusi 82 tahun. Dengan usia yang uzur itu, kata Dadong Garbi tidak bisa secara maksimal merawat cucunya. “ Kasihan sekali cucu saya itu, dimana saya semakin tua, sedangkan orang tanya bekerja jauh di Denpaar karena terhimpit dengan kondisi keuangan tidak mampu” tandasnya. GS-MB