sejumlah-warga-menyaksikkan-proses-evakuasi-korban-di-salah-satu-bangunan-yang-runtuh-akibat-gempa-6-5-pada-skala-richter-di-desa-lueng-putu
Sejumlah warga menyaksikkan proses evakuasi korban di salah satu bangunan yang runtuh akibat gempa 6.5 pada skala Richter di Desa Lueng Putu, perbatasan Pidie-Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12/2016).
Jakarta (Metrobali.com)-
Kepala Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan bahwa data resmi korban jiwa gempa Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, hingga Rabu petang sebanyak 52 orang.

“Kami terus memantau dan terus mendapat data. Tetap satu pintu, yaitu BNPB dan BPBD. Kami mendapat macam-macam data dari berbagai pihak, yang lalu kami konfirmasi dan verifikasi,” katanya di Kantor BNPB, Jakarta Timur, Rabu petang.

Menurut dia, “Pengungkapan jumlah korban dan kerugian dari suatu bencana bukanlah masalah cepat-cepatan, namun bagaimana mengoordinasikan penanganan bencana ini. data yang kami nyatakan itu dari BPBD yang sudah kami verifikasi.”

Menurut data terkini BNPB, tersebar di beberapa kabupaten, yaitu 50 orang meninggal di Kabupaten Pidie Jaya dan dua orang di Kabupaten Bireun, sedangkan luka berat 70 orang dan 122 orang luka ringan di Kabupaten Pidie Jaya dan tiga orang luka berat serta 78 orang luka ringan di Kabupaten Bierun.

Sedangkan, BNPB mencatat kerugian fisik sejauh ini di Kabupaten Pidie Jaya adalah 105 rumah-toko, 85 rumah tinggal, 13 mesjid, satu bangunan di RSUD Pidie Jaya, dan beberapa tiang listrik rusak berat selain jalan-jalan beraspal menjadi retak atau putus.

Di Kabupaten Bireun, menurut BNPB kerugian fisik itu adalah 35 rumah tinggal roboh, satu bangunan kampus STAL Al-Azziziyah, dan sejumlah kerusakan lainnya.

Sutopo Nugroho mengemukakan, hingga tiga hari pertama pasca bencana jamak terjadi kekurangan di sana-sini.

“Sampai hari ketiga itu periode panik, di sana-sini ada kekurangan, itu wajar. Setelah hari ketiga biasanya lebih baik,” katanya menambahkan. Ant