Foto : Calon Wakil Gubernur Bali pasangan nomor urut dua I Ketut  Sudikerta menyapa pedagang saat blusukan ke sejumlah pasar tradisional di seputar Kota Denpasar, Rabu (2/5/2018).

 

Denpasar (Metrobali.com)-

Calon Wakil Gubernur Bali pasangan nomor urut dua yang diusung Koalisi Rakyat Bali (KRB) I Ketut Sudikerta kembali menunjukkan perhatian dan kedekatannya dengan masyarakat kecil saat melakukan blusukan ke beberapa pasar tradisional di seputar Kota Denpasar, Rabu (2/5/2018). Ada beberapa pasar yang dikunjungi Ketua DPD Golkar Bali itu di antaranya Pasar Agung Peninjoan, Pasar Pidada dan Pasar Ubung.

Sama seperti kunjungan ke sejumlah pasar tradisional di Bali,  Sudikerta disambut hangat pedagang dan masyarakat pembeli. Tak lupa pula Sudikerta melakukan hal-hal unik dan bermanfaat bagi masyarakat serta berbagi.

Dalam blusukan, Sudikerta melakukan berbagai interaksi dengaan masyarakat kecil yang ada di pasar tradisional. Saat melakukan interaksi sosial tersebut, Sudikerta berkesempatan membeli berbagai bahan kebutuhan pokok dan langsung membagikan kepada masyarakat kecil yang sedang berbelanja di pasar. Sembako yang dibagikan antara lain sayuran, sarana persembahyangan, telor, dan ikan.

Pedagang kerupuk juga ikut menerima rezeki yakni dagangannya diborong kemudian dibagikan ke masyarakat. Sudikerta juga membagikan burung hias, beberapa ada yang dilepas agar burung itu kembali ke alam bebas.

Foto : Calon Wakil Gubernur Bali pasangan nomor urut dua I Ketut  Sudikerta menyapa pedagang saat blusukan ke sejumlah pasar tradisional di seputar Kota Denpasar, Rabu (2/5/2018).

Saat melakukan dialog dengan masyarakat di pasar tradisional, Sudikerta menerima beberapa masukan dan informasi dari para pedagang dan masyarakat umumnnya. Salah satu warga, Ketut Gunawan mengatakan, hampir selama 28 tahun, PDAM yang memasok air bersih di daerah Pasar Pidada tidak dapat saluran air yang bagus. “Sudah hampir 28 tahun Pasar Pidada tidak memiliki air bersih,” ujarnya.

Aspirasi lainnya adalah soal infrastruktur pasar yang belum memadai dan penataan pasar terutama barang dagangan yang tidak efektif. Umumnya, para pedagang mengakui memang sudah ada perubahan penataan pasar yang sangat maksimal bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Para pedagang meninginkan agar sekalipun pasar tradisional perlu ditata secara modern sehingga pasar tradisional bisa sedikit menyamai pasar modern.

Menjawab berbagai keluhan masyarakat tersebut, Sudikerta menegaskan bahwa pasar tradisional merupakan jantung ekonomi masyarakat kelas menengah ke bawah. “Ke depannya berbagai infrastruktur akan terus dibenahi secara perlahan namun pasti. Karena revitalisasi pasar tradisional merupakan program prioritas dari Mantra-Kerta. Jadi mau tidak mau kami harus mendengarkan banyak aspirasi masyarakan, dan melihat langsung kondisi di lapangan,” ujarnya.

Sudikerta mengapresiasi terhadap pasar-pasar yang sudah membenahi infrastrukturnya dan sudah tertata rapi. Untuk Pasar Ubung masih belum tertata rapi. Ke depannya pasar tersebut akan dibenahi dari segi infrastrukturnya dan tata kelolanya agar bisa menyediakan kenyamanan bagi para pedagang dan pembeli.

Sementara itu dalam kunjungan ke sejumlah pasar tradisional di Denpasar ini, Sudikerta didampingi oleh tim KRB Provinsi Bali, relawan Nareswari dan beberapa relawan lainnya.

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha