Renon (Metrobali.com)-

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Propinsi Bali, Ir. AA Gede Alit Sastrawan, M.T., menyesalkan masyarakat Denpasar membuang sampah bangunan sembarangan di lahan kosong milik warga di Jalan Teuku Umar Barat.

“Kami sangat menyayangkan sekaligus menyesalkan masyarakat Kota Denpasar membuang sampah bangunan sembarangan di lahan kosong di Jalan Teuku Umar Barat yang membuat pemandangan sepanjang jalan tersebut menjadi kumuh dan kurang bersih,” kata Alit Sastrawan, Rabu (28/12) kemarin.

Alit Sastrawan meminta kepada warga maupun pengusaha agar memperhatikan kebesihan Kota Denpasar agar tidak membuang sampah bangunan sembarangan. Sampah yang dibuang di lahan kosong tidak diratakan dan masih onggokan sehingga membuat wajah Kota Denpasar khususnya sepanjang Jalan Teuku Umar Barat menjadi jorok. “Kami minta kepada pemkot Denpasar khususnya petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kota Denpasar agar mengambil tindakan tegas terhadap masyarakat yang membuang sampah bangunan sembarangan. Jika ini dibiarkan maka visi dan misi Kota Denpasar sebagai kota berwawasan budaya dan clean and green akan hanya angan-angan saja,” tegas Alit Sastrawan.

Lebih lanjut Alit Sastrawan mengemukakan, pemilik lahan harus bertanggung jawab atas onggokan sampah bangunan yang dibuang sembarangan tempat tersebut khususnya di Jalan Teuku Umar Barat. Sebab, sampah bangunan itu sedikit menggangu pemandangan terutama wisatawan yang melintas di jalan tersebut menuju Kuta dan sekitarnya. Apalagi Denpasar khususnya menjadi baro meter ibu kota Propinsi Bali dan kebersihannya harus tetap dijaga. “Sekali lagi kami minta kepada Ppemkot Denpasar memberi perhatian terhadap sampah bangunan yang ibuang sembarangan di Jalan Teuku Umar Barat itu. Jika ini dibiarkan terus menerus akan bisa merusak citra pariwisata Denpasar dan Bali umumnya,’’ ucap Kepala BLH Bali ini.

Alit Sastrawan berharap pemilik tanah ikut menjaga lahannya supaya masyarakat tidak membuang sampah bangunan tidak pada tempatnya. Jika pemilik tanah ikut cuek maka wajah Kota Denpasar khususnya Jalan Teuku Umar Barat yang merupakan jalan akses menuju Kuta dans ekitarnya, Kerobokan, Tanah Lot, tabanan akan menjadi kurang sedap dipandang mata. “Kami berharap pemilik lahan ikut bertanggung jawab atas pembuangan sampah bangunan di lahannya yang kosong. Lahan yang kosong wajib ditutup agar kota kelihatan tetap bersih,’’ ujar Alit Sastrawan.

Di bagian lain Alit Sastrawan mengungkapkan,  draenase (got) di Denpasar hendaknya digelontor karena musim hujan sudah mulai turun terus menerus agar air yang mengalir tidak meluap ke jalan. Jika got tidak dibersihkan dikhawatirkan air hujan menggenangi badan jalan akibta saluran tersumbat oleh sampah. “Kami minta Pemkot Denpasar khususnya Dinas PU Kota Denpasar memperhatikan draenase agar musim hujan ini tidak ada lagi air hujan sampai meluap ke jalan,’’ pintanya. (SUT)