Foto: Ketua Umum Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) Bali Komang Gede Subudi.

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Independen Pemantau Pembangunan dan Lingkungan Hidup (BIPPLH) mendukung dan mendorong Bali memiliki tempat pengolahan sendiri limbah B3 (limbah bahan berbahaya dan beracun) dengan teknologi yang ramah lingkungan.

Bahkan secara khusus BIPPLH mendorong agar Perusahaan Daerah (Perusda) Provinsi Bali yang mengambil peluang itu sehingga ada kontribusi terhadap peningkatan PAD (Pendapatan Asli Daerah) Provinsi Bali.

“Kami dari BIPPLH sejak dulu dukung Bali membangun tempat pengolahan limbah B3 sendiri. Kami mendorong Pemda Bali atau melalui Perusda yang membangun fasilitas itu karena akan bisa meningkatkan PAD Bali selain juga yang penting untuk mencegah bencana limbah dan bencana lingkungan,” kata Ketua Umum BIPPLH Bali Komang Gede Subudi.

Subudi mengungkapkan sejatinya ada beberapa investor yang tertarik untuk membangun fasilitas pengolahan limbah B3 di Bali. Dirinya pun di Pasifik Group-Bali juga sudah siap jika dipercaya Pemprov Bali membangun fasilitas tersebut dengan teknologi terkini.

Namun BIPPLH tetap lebih memilih mendorong agar Pemprov Bali atau melalui Perusda mengambil peluang tersebut. “Saya dengar ada investor yang mau membangun itu (fasilitas pengolahan limbah B3). Saya pun di Pasifik Group-Bali kalau diberikan kesempatan siap. Tapi posisi saya tidak disitu. Kalau Pemprov Bali Bali atau melalui Perusda membangun fasilitas itu, justru kami dari BIPPLH sangat mendorong hal itu” ungkap Subudi yang juga merupakan CEO Pasifik Group-Bali (perusahaan yang sangat konsern pada investasi berbasis pelestarian lingkungan).

Lebih jauh BIPPLH pun memberikan pertimbangan asas manfaat atau keuntungan bagi Bali dan masyarakat Bali jika Pemprov Bali atau melalui Perusda mengambil peluang membangun fasilitas pengolahan limbah B3 ini ketimbang memberikan kesempatan tersebut kepada investor.

Pertama dari sisi pendapatan maka pembangunan fasilitas tersebut bisa menambah PAD Bali. “Kalau Pemprov membuka diri untuk investor ada beberapa investor mau masuk. Tapi masalahnya PAD yang begitu besar akan lepas sia-sia, Pemprov Bali akan dapat apa. Pasti rakyat mengatakan hanya dapat ampasnya saja,” ungkap Subudi yang sebelumnya merupakan pengusaha tambang sukses di Kalimantan dan kini mengabdikan diri di tanah kelahirannya di Bali untuk mengawal pelestarian alam lingkungan Pulau Dewata.

Pertimbangan kedua, Subudi menambahkan, kalau Perusda dengan super holdingnya khususnya mengelola limbah B3 ini maka masyarakat akan lebih mudah ikut mengawasi. Kalau terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dicanangkan, rakyat akan sangat mudah komplain dan meminta pertanggungjawaban karena jelas siapa penanggungjawabnya.

“Satu yang lebih penting lagi pengawasannya. Ini kan masalah tanggung jawab dan terkait pengelolaan lingkungan. Kalau ada kebocoran akan sulit kita menuding siapa yang akan bertanggungjawab. Kalau Pemprov Bali yang mengelola itu maka rakyat akan ikut mengawasi dan juga ada rasa memiliki karena PADnya jelas kembali ke rakyat,” imbuh Subudi yang juga Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Lingkungan Hidup Kadin Bali ini.

Ketiga yang juga menjadi catatan penting adalah persoalan dimana lokasi pembangunan fasilitas pengolahan limbah B3 ini. “Harus jauh dari pemukiman dan juga jauh dari Pura Sad Kahyangan dan Dang Khayangan,” tegas Subudi yang juga seorang penekun penyelamat heritage dan Pembina Yayasan Bakti Pertiwi Jati (YBPJ), yayasan yang bergerak pada pelestarian situs ritus Bali dan di komunitasnya akrab disapa Jro Gede Agung Subudi ini.

BIPPLH pun meminta adanya kajian komprehensif dan juga melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait hal ini agar tidak menimbulkan persoalan baru, penolakan dari masyarakat hingga kerusakaan lingkungan.

“Kami BIPPLH yang sangat konsern pada isu-isu lingkungan tentu sangat serius menyikapi ini. Kami dari BIPPLH dengan senang hati siap memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat seandainya Pemprov Bali yang akan membangun itu,” kata Subudi lantas menegaskan BIPPLH siap memberikan masukan dan kajian terkait rencana pembangunan fasilitas pengolahan limbah B3 ini.

“Kami punya tim dan ahli lingkungan yang siap diperbantukan disana. Kami akan dengan senang hati memperbantukan tim BIPPLH untuk membantu melakukan kajian,” pungkas Subudi. (wid)