Foto: Direktur Eksekutif GTS Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H., bersama Mantan Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga dan I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Bintang Puspayoga) yang kini menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) saat acara mepandes di Puri Gede Karangasem belum lama ini.

Denpasar (Metrobali.com)-

Terpilihnya salah satu putri terbaik Bali I Gusti Ayu Bintang Darmawati (Bintang Puspayoga) sebagai menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) dalam Kabinet Indonesia Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi kebanggaan tersendiri bagi kalangan perempuan Bali.

Tokoh perempuan Bali yang juga Direktur Eksekutif GTS (Good-Trustworthy-Smart) Institute Bali Dr. A.A.A. Ngurah Tini Rusmini Gorda, S.H.,M.M.,M.H.,mengaku gembira dengan adanya amanah sebagai Menteri PPPA bagi istri dari Mantan Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga ini.

Bagi Tini Gorda yang juga  Ketua Umum BKOW (Badan Kerjasama Organisasi Wanita) Provinsi Bali ini, catatan sejarah Bintang Puspayoga menjadi menteri perempuan pertama dari Bali ini menunjukkan bahwa “perempuan domestik” bisa mencapai posisi tertinggi di Kementerian di Republik Indonesia.

“Ini kebanggaan dan seperti pecah telur.
Sejarah mencatat pertama kalinya perempuan Bali jadi Menteri. Ini artinya perempuan Bali secara nasional bisa berkontribusi,” kata Tini Gorda Rabu (23/10/2019).

Hal ini disampaikan Tini Gorda di kediamannya di Jalan Setyaki No. 9 Denpasar di sela-sela acara peringatan “Mengenang 12 Tahun Prof Gorda Almarhum: Berbakti Melalui Mahakarya Ratyni Gorda Empati, Cerdaskan SDM Melalui Pendidikan.”

Keberhasilan Bintang Puspayoga dipercaya sebagai pembantu Presiden Jokowi untuk ikut meningkatkan kualitas SDM membawa inspirasi dan pesan mendalam khususnya bagi perempuan Bali. Bahwa perempuan domestik mampu menjadi perempuan publik. Inilah momentum perempuan Bali naik ke level lebih tinggi.

Walau memang Bintang Puspayoga juga aktif sebagai ASN di Pemkot Denpasar dan aktif di berbagai kegiatan sosial, tokoh perempuan ini lebih dikenal sebagai istri Puspayoga. Mendampingi Puspayoga dari saat menjabat Wali Kota Denpasar, Wakil Gubernur Bali hingga saat jadi Menteri Koperasi dan UMKM.

“Ibu Bintang Puspayoga ini representasi perempuan domestik yang mampu ke publik. Tidak ada dikotomi  lagi karena perempuan domestik jadi perempuan publik. Inilah bukti perempuan Bali mampu bila mau dan siap,” ujar Tini Gorda, putri sulung dari tokoh pendidikan Bali Prog IGN Gorda (almarhum) ini

Apresiasi Kepercayaan PDI Perjuangan

Di sisi lain Ketua Perdiknas dua periode (2009-2014 dan 2014-2019) ini juga mengapresiasi adanya kepercayaan dan campur tangan partai politik yakni PDI Perjuangan dalam mengantarkan Bintang Puspayoga sebagai Menteri PPPA.

Hal ini merupakan sinyal positif untuk konstelasi mendorong tokoh perempuan mendapatkan ruang lebih luas berkiprah di dunia politik, di pemerintahan baik di eksekutif maupun legislatif.

Diharapkan semua partai politik membuat formula agar perempuan Bali bisa menjadi contoh pemimpin dan juga mewakili perjuangan perempuan dan anak.

PDI Perjuangan selaku partai pemenang dan penguasa di Bali juga harus segera akomodir tokoh perempuan Bali lainnya yang punya potensi besar maju dalam Pilkada Serentak 2020 yang akan berlangsung di enam kabupaten/kota.

“Kalau saya ditanya saya siap. Lewat GTS Institut Bali saya juga sangat siap ikut dampingi Presiden Jokowi lahirkan generasi emas, generasi berkarakter menuju 2045,” pungkas Tini Gorda yang juga Ketua DPD IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) Provinsi Bali ini.

Bintang Puspayoga Cetak Tiga Rekor Sejarah Ini

Di sisi lain, terpilihnya Bintang Puspayoga sebagai menteri kabinet Jokowi ini menjadi catatan sejarah tersendiri bagi Bali.

Pertama, Bintang Puspayoga merupakan menteri perempuan pertama dari Bali. Sebelumnya menteri dari Bali semuanya tokoh laki-laki.

Sebut saja yang terbantu misalnya Mantan Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga yang juga merupakan suami Bintang Puspayoga.

Kedua, Bintang Puspayoga merupakan menteri pertama dari Bali yang menyandang status “suami istri pernah menjabat menteri”. Seperti diketahui suaminya, Puspayoga, sebelumnya selama lima tahun menjabat Menteri Koperasi dan UMKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga pada Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Jokowi periode 2014-2019.

Ketiga, Bintang Puspayoga dan Puspayoga menjadi menteri secara berturut-turut atau bergantian pada era kepemimpinan Presiden yang sama yakni Presiden Jokowi. Puspayoga menjabat menteri saat kepemimpinan Jokowi periode pertama dan Bintang Puspayoga pada kepemimpinan Jokowi periode kedua.

Bintang Puspayoga bersama menteri lainnya dan pejabat setingkat menteri diumumkan dan langsung dilantik oleh Presiden Jokowi Rabu siang (23/10/2019) di Istana Negara Jakarta.

“Yang ke-32 I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Menteri PPPA, Pemberdayan Perempuan dan Anak,” kata Jokowi mengumumkan Bintang Puspayoga menjadi menteri dalam Kabinet Indonesia Kerja.

Jokowi mengungkapkan tugas Bintang Puspayoga sebagai Menteri PPA akan mengenai beberapa hal seperti peran perempuan dalam kewirausahaan, menghapus pekerja anak, mengatasi masalah masalah kekerasan anak dan perempuan.

Bintang Puspayoga merupakan menteri perwakilan dari PDI Perjuangan. Bintang Puspayoga juga aktif pada berbagai aktivitas saat mendampingi saat mendampingi Puspayoga ketika menjadi Menteri Koperasi dan UKM.

Ia juga aktif berkiprah di berbagai organisasi termasuk Oase KK dan menjadi Ketua Bidang Peningkatan Kualitas Keluarga Besar OASE Kabinet Kerja itu.

Selama ini, Bintang Puspayoga juga setia mendukung aktivitas suaminya Puspayoga yang pernah menduduki jabatan penting seperti Wakil Gubernur Bali periode 2008-2013.

Selama berkarir sebagai ASN Denpasar, Bintang Puspayoga pernah menjabat Inspektur pembantu di Inspektorat Wilayah yang bertugas dalam pengawasan dan pemeriksaan.

Kemudian Bintang Puspayoga pernah menjabat staf ahli wali kota di bidang pembangunan, serta terakhir Bintang menjabat asisten II bidang ekonomi dan pembangunan di Setda Kota Denpasar. (dan)