Wirawan di Dermaga Tanah Ampo
Karangasem (Metrobali.com)-

Pembangunan Dermaga Kapal Pesiar Tanah Ampo Karangasem Bali hingga kini tak kunjung tuntas. Dermaga yang dibangun dengan biaya mencapai ratusan  milyar rupiah ini, kini malah kurang terawat dan menjadi lokasi mancing para mancing mania.

Dari pantauan di lokasi, kondisi dermaga yang pembangunannya mangkrak ini tampak kurang terawat. Di sepanjang dermaga, malah terlihat beberapa lapak pedagang kaki lima yang membuat kondisi dermaga kapal pesiar ini menjadi kumuh.

Selain terdapat lapak pedagang kaki lima yang membuat kondisi dermaga kumuh, area dermaga yang dibangun dengan uang negara hingga ratusan milyar rupiah ini juga ramai didatangi pemancing. Para pemancing tampak asyik memancing di sepanjang area dermaga sepanjang 150 meter. Padahal dermaga ini sebenarnya dilarang untuk kegiatan mancing memancing.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Karangasem, Komang Daging, ketika dikonfirmasi mengakui jika dermaga kapal pesiar ini memang mangkrak. Sejak mulai dibangun tahun 2006 silam, hingga tahun ini dermaga yang diperoyeksikan sebagai dermaga kapal pesiar terindah di Bali tak kunjung rampung dibangun.

“Kapal pesiar terakhir yang datang ke sini pada 23 Januari 2013 lalu. Sejak 2007 hingga kini, baru 13 cruise atau kapal pesiar yang singgah di pelabuhan Tanah Ampo ini,” ujar Komang Daging, Rabu (26/3/2014).

Komang Daging menyatakan, masih banyak sarana dan prasarana yang perlu dilanjutkan pembangunannya di dermaga Tanah Ampo. Diantaranya memperpanjang dermaga yang ada saat ini, sehingga memungkinkan untuk sandar kapal pesiar ukuran besar.

Sementara Bupati Karangasem Wayan Geredeg meminta pemerintah pusat agar konsisten untuk melakukan perpanjangan dermaga Tanah Ampo “Sampai saat ini apa yang sudah dibangun belum bisa menghasilkan apa-apa karena belum tuntas, ini kan bisa jadi temuan. Komisi V DPR sudah memberi rekomendasi agar pemerintah tegas dan konsisten untuk melanjutkan pembangunan Dermaga,” ujarnya.

Ahli infrastruktur Bali AA Putu Ngurah Wirawan menyatakan, aset Dermaga Tanah Ampo jika lama terbengkalai seperti saat ini, akan menurunkan nilai asetnya.

“Kita tidak bisa mengandalkan yang ada saat ini, ini harus segera dioperasikan agar menghasilkan dan bisa untuk pemeliharaan dermaga. Tidak seperti kondisi saat ini, dermaga yang sudah dibangun seperti tidak terawat,” harapnya.

Ngurah Wirawan mendorong agar pemerintah Bali dan Pusat segera melanjutkan pembangunan Dermaga Tanah Ampo, dengan cara segera menentukan badan usaha yang akan mengoperasikan dermaga pesiar Tanah Ampo.

“Saat ini masih ada perbedaan dalam proses pembentukan badan usaha, siapa yang berwenang dan bagaimana bentuknya. Ini harus segera ditentukan badan usahanya, siapa investornya dan operasionalnya. Ini hanya masalah koordinasi saja. Dalam setahun dua tahun saya harap ini bisa segera diperasikan untuk kepentingan rakyat Bali dan Karangsem, “sarannya.

Lambatnya pembangunan perpanjangan dermaga sandar kapal di Tanah Ampo, menyebabkan beberapa kapal pesiar membatalkan kunjunganya ke Bali. Dimana panjang dermaga yang ada saat ini hanya sekitar 154 meter, sedangkan seharusnya kebutuhan mencapai 308 meter. Untuk penyelesaian pembangunan pesiar Tanah Ampo, diperkirakan membutuhkan dana mencapai Rp. 250 miliar. JAK-MB