Batam, (Metrobali.com) –

Bank Indonesia (BI) dan Panitia Kerja Rencana Anggaran Tahunan Bank Indonesia (RATBI) 2015 DPR RI sepakat untuk menerapkan kebijakan pegawai yang pro gender dengan lebih banyak menerima karyawan perempuan serta menempatkan perempuan dalam posisi jabatan tinggi.

“Panja sepakat agar dilakukan juga kebijakan kepegawaian yang pro gender,” kata Ketua Panja SDM RATBI 2015 Komisi XI DPR Harry Azhar Azis kepada Antara di Batam, Senin.

Saat ini, porsi pegawai perempuan di BI sudah mencapai 30 persen dari total pekerja. Namun, pekerja perempuan belum banyak yang menempati jabatan tinggi. “Makin tinggi jabatan, makin kecil porsi wanitanya,” kata dia.

Menurut Harry, BI sudah sepakat dengan kebijakan khusus gender, dan akan disesuaikaan dengan kondisi dan kompetensi pegawai.

Dalam rapat, Panja juga mendorong agar BI memberikan ruang untuk putra daerah bekerja di BI sesuai tempat wilayah operasi BI.

Selain itu, Panja juga sepakat untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia BI dengan menyekolahkan personal yg potensial sampai ke jenjang strata III di dalam dan luar negeri.

Sementara itu, untuk anggaran, Panja menyetujui kenaikan gaji hingga 14,5 persen kepada seluruh pegawai BI termasuk pekerja yang berasal dari agen tenaga kerja melalui sistem outsourcing.

Harry Azhar Azis mengatakan kenaikan gaji maksimum 14,5 persen itu terdiri dari 5,5 persen sebagai dampak inflasi dan 9 persen lainnya berdasarkan prestasi kerja individu pegawai.

Ia menegaskan tidak seluruh pegawai BI mendapatkan kenaikan gaji “merit system”, melainkan hanya pegawai yang dianggap berprestasi.

Dan bila ada pegawai BI yang dianggap tidak bekerja maksimal, maka tidak akan memperoleh kenaikan “merit system”, melainkan hanya naik 4,5 persen yang berlaku umum.

“Kalau ada Kepala BI dianggap tidak berhasil menekan inflasi, berarti bobot 9 persennya dikurangi dan kalau gagal sama sekali bisa jadi nol persen,” kata dia.

(Ant) –