Tirta Segara

Jakarta (Metrobali.com)-

Bank Indonesia menilai laju inflasi pada April 2015 sebesar 0,36 persen yang baru saja diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), masih sejalan dengan target otoritas moneter tersebut.

“Kami menilai pencapaian inflasi tersebut (April) masih sejalan dengan dengan sasaran inflasi 4 plus minus satu persen pada 2015,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Senin (4/5).

Tirta menuturkan, inflasi April 2015 yang mencapai 0,36 persen atau secara tahunan mencapai 6,79 persen, sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia.

Inflasi pada April, terutama bersumber dari kenaikan kelompok barang dan jasa yang harganya diatur Pemerintah (administered prices), sementara tekanan inflasi yang bersumber dari kelompok inti dan bahan makanan bergejolak (volatile food) relatif masih terjaga.

Inflasi administered prices secara bulanan tercatat sebesar 1,88 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,83 persen (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi administered prices tercatat sebesar 13,26% (yoy).

“Peningkatan inflasi administered prices bulanan ini, terutama didorong oleh kenaikan harga bensin premium dan bensin solar di akhir Maret 2015, tarif angkutan dalam kota, serta bahan bakar rumah tangga,” kata Tirta.

Sementara itu, kelompok volatile food secara bulanan masih mencatat deflasi sebesar 0,91 persen (mtm), lebih besar dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,83 persen (mtm). Deflasi bulanan tersebut terjadi sejalan dengan masuknya masa panen.

Penyumbang terbesar deflasi adalah beras dan aneka cabai, sebagaimana tercatat di sejumlah daerah seperti di Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Sementara secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 6,25 persen (yoy).

Perkembangan inflasi inti masih terjaga, yakni secara bulanan mencapai 0,24 persen (mtm) atau secara tahunan 5,04 persen (yoy).

“Perkembangan inflasi inti tersebut bahkan sedikit mengalami perlambatan sejak awal tahun, seiring dengan permintaan domestik yang masih moderat dan ekspektasi inflasi yang terkendali,” ujar Tirta.

Tirta menambahkan, Bank Indonesia terus mencermati berbagai faktor risiko yang memengaruhi inflasi, khususnya terkait dengan perkembangan harga minyak dunia, penyesuaian administered prices dan dampak pelemahan nilai tukar rupiah.

“Dalam rangka menjaga inflasi tetap berada pada sasaran yang ditetapkan, Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah,” kata Tirta. AN-MB