Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirzha Adityaswara

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirzha Adityaswara

Denpasar (Metrobali.com)-

Kondisi perekonomian Cina yang ikut melambat memang menjadi salah satu faktor anjloknya komoditas pertambangan dan perkebunan disamping suku bunga Amerika yang terus meningkat. Cina yang ekonominya biasa tumbuh dikisaran 9-12% harus mengalami penurunan menjadi 6.5%-7%.

“Dengan kondisi perekonomian seperti sekarang ini, Bali masih bisa tumbuh di angka sekitar 6%. Sedangkan Sumatra tumbuh 3% bahkan Kalimantan hanya 1.5% saja. Ini menunjukkan Bali memang bisa dijadikan percontohan bagi nasional bahwa kita harus mendorong sektor pariwisata di masing-masing daerah karena banyak tempat lain di Indonesia yang memiliki budaya, alam dan kesenian yang potensial dan kuliner yang bisa dipromosikan kepada dunia sehingga itu bisa menjadi sumber pertumbuhan ekonomi,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirzha Adityaswara, di Denpasar, Senin (14/9).

Apalagi kebijakan bebas visa yang telah ditetapkan oleh pemerintah dirasa cukup signifikan untuk mendorong pariwisata. Bebas visa yang tadinya hanya diberikan kepada 15 negara telah dinaikkan menjadi 45 negara. Dan menurut rencana, pemerintah akan menaikkan lagi menjadi 92 negara bebas visa. Pembebasan visa ini diharapkan mampu menambah jumlah turis yang datang ke Indonesia.

Penguatan dollar tentu saja akan membuat wisatawan yang selama ini memiliki penghasilan dollar akan datang ke negara seperti Indonesia karena terasa lebih murah. Mirzha melanjutkan, pihak pemerintah tetap harus waspada karena negara lain juga mengalami perlambatan ekonomi. Yang perlu diwaspadai adalah jumlah wisatawan yang datang belum tentu terus mengalami peningkatan.

“Jadi Bali memang harus tetap memonitor apa yang sedang terjadi di ekonomi regional,” pungkasnya.SIA-MB