Uang Palsu

Denpasar (Metrobali.com)-

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara mengimbau masyarakat mewaspadai peredaran uang palsu menjelang Pemilu Legislatif dan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

“Indikasi ada (peredaran uang palsu) dengan melihat momen antartempat dan antarwaktu,” kata Asistan Manajer Unit Adminstrasi, Pengolahan Data, dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Wilayah III Bali-Nusa Tenggara, Mohammad Yasser, di Denpasar, Jumat (14/3)

Ia menambahkan bahwa Pulau Dewata selama ini menjadi sasaran peredaran uang palsu. Namun produsen lembaran palsu itu, kata dia, bukan berasal dari Bali.

Untuk itu bank sentral tersebut kini gencar melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri uang rupiah asli sehingga diharapkan masyarakat memiliki kemampuan mendeteksi uang palsu.

Sosialisasi kini lebih diarahkan langsung di beberapa tempat salah satunya pasar-pasar tradidional mengingat banyak terjadi transaksi yang belum menggunakan teknologi pendeteksi uang palsu.

“Biasanya peredaran uang palsu di pasar terjadi malam hari karena minim penerangan,” ucapnya.

Berbeda dengan pasar modern yang telah memiliki beberapa peralatan pendeteksi uang palsu di antaranya sinar ultarviolet atau infrared.

Sosialisasi kepada pedagang dan pembeli tersebut diharapkan mampu menekan peredaran uang palsu di masyarakat.

Hingga triwulan IV 2013, temuan uang palsu di Provinsi Bali sebanyak 894 lembar atau meningkat 0,79 persen dibandingkan selama triwulan sebelumnya sebanyak 887 lembar.

Uang palsu yang ditemukan terdiri atas pecahan besar Rp100.000 (94,74 persen), dan pecahan Rp50.000 (4,36 persen), jauh berkurang jika dibandingkan dengan triwulan II 2013 yang mencapai 1.216 lembar. AN-MB