Denpasar (Metrobali.com) –

Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat saat ini lebih dari 60 ribu UMKM dan merchant di Bali memanfaatkan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) yang diluncurkan pada 17 Agustus 2019 lalu.

“Masyarakat sangat antusias menggunakan QRIS ini karena mudah dan banyak memberikan manfaat,” ucap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho saat seminar “QRIS dan Lembaga Keuangan Mikro”, Kamis (27/2/2020) di gedung Dharma Negara Alaya (DNA) Lumintang Denpasar.

Seminar yang dihadiri anggota Komisi XI DPR RI I Gusti Agung Rai Wirajaya, Walikota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Asisten Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta, Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggaraan Sistem Pembayaran Pungky Purnomo Wibowo dan Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma ini dirangkai dengan HUT ke-232 Kota Denpasar.

Sehari sebelumnya, Rabu (26/2/2020) di tempat yang sama juga digelar talkshow “Belanja Praktis Dengan QRIS” yang dominan diikuti ibu-ibu PKK. Selain talkshow dan seminar, juga digelar pameran UMKM QRIS dan Perbankan untuk dapat secara langsung merasakan experience transaksi menggunakan QRIS.

Menurut Trisno Nugroho dalam waktu dekat, sekitar 150 koperasi dan 1.300 LPD di Bali juga akan menggunakan QRIS. Termasuk Pemerintah Kota Denpasar segera memanfaatkan QRIS untuk pembayaran berbagai perizinan oleh masyarakat.

“BI Bali selama ini juga telah menjadi contoh atau model bagaimana mengampanyekan QRIS kepada masyarakat dan kami harapkan terus bisa bertambah. Bali sering menjadi contoh dalam rapat-rapat di kantor pusat,” ujarnya.

Trisno mengatakan seminar ini fokus pada peluang dan potensi pemanfaatan QRIS sebagai salah satu kanal pembayaran non-tunai dalam mendorong lembaga-lembaga keuangan mikro guna meningkatkan kinerja lembaga yang juga mampu memberi kontribusi positif terhadap peningkatan perekonomian Bali. Hingga Februari ini, jumlah merchant QRIS di Provinsi Bali tercatat sebanyak sudah lebih dari 60 ribu merchant. Merchant disini tidak hanya pedagang, tetapi juga tempat ibadah, kantin dan koperasi di lingkungan sekolah/universitas hingga destinasi wisata.

Merchant pedagang pun bervariasi dari mulai pedagang di pusat-pusat perbelanjaan modern, pedagang UMKM khas daerah. Bahkan hingga pedagang pasar tradisional yang saat ini sudah bisa dijumpai di Pasar Rakyat Phula Kerti dan Pasar Ikan Kedonganan. Selain itu, 260 QRIS juga telah terpasang di pura, masjid, gereja, dan vihara di seluruh wilayah Bali sebagai wadah donasi digital.

“Kami juga mengucapkan selamat datang kepada Gerakan Koperasi yang dengan antusias mengikuti seminar. Hubungan koperasi yang cenderung lebih informal kepada masyarakat kami yakini dapat mengakselerasi proses pengenalan layanan-layanan baru, salah satunya produk kebijakan sistem pembayaran baru BI yaitu QRIS,” ujar Trisno.

Dijelaskan QRIS bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kemudahan, keamanan, dan kecepatan bertransaksi yang terus meningkat seiring dengan disrupsi teknologi digital, selain untuk mewujudkan interkoneksi dan interoperabilitas di dunia sistem pembayaran berbasis QR Code,” ujar Trisno.

Sementara itu Asisten Gubernur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Filianingsih Hendarta berharap berbagai pencapaian yang telah diperoleh saat ini akan terus dapat ditingkatkan di masa mendatang guna mendorong perekonomian dan kesejahteraan warga Denpasar dan masyarakat Bali ke arah yang lebih baik lagi.

“Saat ini kita sedang mengalami transformasi digital di berbagai aspek kehidupan. Digitalisasi telah mengubah konsep bagaimana proses bisnis dilaksanakan, bagaimana perusahaan berinteraksi dan bagaimana konsumen akan mendapatkan layanan, informasi, dan barang,” ujarnya.

Hal ini sebagai dampak dari inovasi teknologi yang berkembang pesat, perubahan perilaku masyarakat dan dunia usaha ke arah digital sehingga otoritas kebijakan berinovasi merespons perubahan-perubahan tersebut untuk kebaikan bangsa.

QRIS jelasnya merupakan standar pembayaran berbasis QR Code yang akan menjadi rujukan berbagai penyelenggara pembayaran dengan menggunakan Hand Phone, baik oleh bank atau bukan bank. “Dengan QRIS, kita dapat mendorong kemajuan sektor UMKM termasuk koperasi, yang tentunya mempercepat akses keuangan bagi pelaku usaha dimanapun dan siapapun dia, sehingga membantu peningkatan aktivitas inklusi ekonomi, dimana pelaku usaha tersebut berada,” tambah Filianingsih.

Hingga saat ini merchant yang sudah terdaftar dan memasang QRIS di lokasi mencapai 2,7 juta di seluruh Indonesia dan di 348 kota kabupaten termasuk di kepulauan Seribu dan Mentawai. Sementara di Provinsi Bali tercatat lebih 60.000 merchant dan terus meningkat dan di Kota Denpasar sendiri mencapai lebih 33.000 merchant QRIS. “Saat ini, QRIS juga sudah dapat dibaca oleh turis China dengan menggunakan Wechat, sehingga transaksi turis China termonitor oleh kita,” jelasnya. (hd)