Jokowidodo dihadapan pegawai eselon

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan 1.768 pejabat eselon II dari seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) yang ada di  instansi-instansi pemerintah, dalam Rapat Kerja Pemerintah, di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (7/6) pagi.

 

Jakarta (Metrobali.com)-

Guna menyatukan langkah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan 1.768 pejabat eselon II dari seluruh Kementerian/Lembaga (K/L) yang ada di  instansi-instansi pemerintah, dalam Rapat Kerja Pemerintah, di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Selasa (7/6) pagi.

Presiden menegaskan, sebagaimana yang disampaikannya saat rapat kerja dengan pejabat eselon I, ia ingin menegaskan bahwa gerak langkah semuanya harus padu, harus satu, harus solid, harus satu garis dari atas sampai ke bawah. “Menteri, kepala lembaga, jajaran di bawahnya eselon I, eselon II, dan seterusnya sampai nanti ke daerah,” ujarnya.

Yang kedua, lanjut Presiden, ia ingin semuanya berlari cepat, karena perubahan global, perubahan dunia sekarang juga sangat cepat sekali. Semuanya setiap hari berubah, setiap detik berubah, setiap menit berubah.

“Perubahan seperti itu harus kita antisipasi  juga dengan sebuah kecepatan kita dalam bekerja, lincah dalam bekerja, berlari cepat dalam bekerja. Karena, saya tahu bahwa sebetulnya ujung tombak dari pelaksanaan implementasi dari setiap kebijakan yang kita buat adalah Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara semuanya, tidak ada yang lain,” tutur Presiden.

Presiden meyakini, kalau yang menggerakkan ini benar, para pejabat eselon II yang menggerakkannya benar, kecepatan itu pasti akan ada. Tetapi kalau yang menggerakkan ini belum berubah, masih dengan cara-cara yang lama, masih dengan tradisi-tradisi yang lama, akan sulit  mengubah negara ini. “Saya mempercayai tapi saya percaya juga bahwa Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara mau untuk mengubahnya secara cepat,” tegas Presiden.

Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah telah memiliki progam-progam prioritas nasional. Oleh sebab itu, Presiden meminta agar dalam bekerja memang sekarang ini tidak usah banyak-banyak semuanya dikerjakan.

“Kita ingin prioritas, kita ingin fokus, sudah. Kalau ngusulin anggaran enggak usah banyak-banyak, ribuan banyaknya, nggak usah, nggak. 1,2,3,4 cukup tapi jadi, tapi bermanfaat, tapi bisa dirasakan manfaatnya oleh rakyat.  Kunci ke arah itu,” pinta Jokowi.

Presiden menegaskan, nggak usah lagi jika ada seksinya 20 semuanya diberi. Kepala bagiannya ada 15 semua diratain. “Nggak seperti itu. Kalau fokusnya 3 sudah, ini 3 bagian atau 3 seksi saja yang diberi, yang lain ya sudah pelayanan. Ini yang harus kita ubah,” tegas Presiden seraya menambahkan, n.anti mungkin tahun depannya pindah lagi ke bagian yang lain.

Menurut Presiden Jokowi, nggak bisa kita money follow function. “Sudah itu ditinggal. Money follow program, sudah, programnya apa itu yang harus difokuskan,” tuturnya.

Presiden juga menegaskan, orientasinya harus hasil. Ia menyebutkan, k ita sudah terlalu lama orientasinya selalu prosedur. “Buang itu. Orientasinya hasil. Bahwa prosedur harus dilalui, iya sudah pasti dong, kalau prosedur tidak dilalui pasti Saudara akan digebuk. Tapi orientasinya adalah hasil, prosedur mengikuti,” tegas Presiden seraya menyampaikan keyakinannya, jika cara-cara ini dikerjakan, kita akan berubah.

Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Polhukam Luhut B. Pandjaitan, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Mensesneg Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Kepala Staf Presiden Teten Masduki, Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menkumham Yasonna Laoly, Menteri PANRB Yuddy Chrisnandy, Jaksa Agung Prasetyo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti. SUT-MB