Denpasar (Metrobali.com)-

Pesta Kesenian Bali 2012 ? Tampaknya kini semakin ramai. Perlunya juga ditambah penampilan kesenian modern bisa dalam format solo ataupun kolaborasi, disisi tampilan seni budaya yang telah ada. Berikut menyoal klaim seni budaya oleh negara jiran Malaysia, peran aktif pemerintah, harus lebih konkret lagi. Itulah diantara komentar seorang budayawan kondang Bali, Made Bandem, jelang persiapan penampilannya di PKB dengan judul ‘ Bali Alloy ’ di Kalangan Arda Candra, Kamis malam ( 28/6).

Pertama menyinggung tentang gebyar PKB sejauh pengamatannnya, menurutnya sekarang terlihat lebih semarak. Seperti bicara pada pertunjukan yang telah ada, meski kedepan perlunya juga ditambah sub -sub acara yang telah ada. “ Untuk mengisi acara semakin menyatu dan rame,” selanya. Hanya persoalan klasik yang selalu menjadi hambatan adalah soal persiapan dana yang cukup. Berikut, perlunya juga tampilan seni modern, dimana akan lebih bisa menyatu, sesuai dengan tema PKB saat ini yaitu Paras Paros ( Dinamika dalam Kebersamaan ). “ Dengan begitu, ditemukan satu kebersamaan dalam seni budaya yang ada, baik itu dari kita, diluar kita, hingga dari luar negeri sekalipun,” urainya.

Selebihnya Bali sangat beruntung punya seni budaya yang beragama dan banyak. Bisa mencukupi bahkan berlebih untuk sebuah pagelaran PKB hingga sebulan lebih ini. “ Nilai plus lain, PKB hingga masuk tahun ke 34 ini, adalah suatu hal yang patut kita sukuri, kita bisa rutin menggelar acara yang besar seperti ini, ” imbuhnya.

Selanjutnya menjawab pertanyaan klaim seni budaya indonesia yang sering mendapat ‘pengakuan’ khususnya dari negara jiran Malaysia, intinya ialah pada keseriusan pemerintah sebagai leading sector menyangkut HAKI ( Hak Inteletual) seni buday milik bangsa Indonesia, karya cipta para senimannya.

“ Menyangkut sosialisasi, kemudian birokrasi tentang HAKI memang pihak pemerintah harus lebih dulu mengambil peran aktif. Nah, dalam pada ini, ia bersama para tokoh seni lainnya, akan pula melakukan pendekatan kepada pihak pemerintah, untuk ikut mendorong segera mengambil langkah konkret menyangkut HAKI. Ditambahkan ini adalah probem serius, dimana kasus seperti ini akan lebih banyak muncul bila tidak segera benar- benar diantisipasi. “ Supaya kasus klaim seperti baru -baru ini pada tari Tor –Tor, dan belakangan lalu pada seni budaya kita banyak diklaim oleh negara lain, “ jelasnya.

Selanjutnya tentang pementasan Bali Alloy sendiri disebutnya sebagai fusi budaya. Merujuk pada bersatunya dua buah ensemble musik dunia yang berbeda serta unik. Perpaduan antara musik gamelan Bali dengan barat, yakni kelompok Jack Quartet dengan sanggar Makaradhawaja, dibawah naungan koreografer, Dr. Suasthi Bandem. HP-MB