Nyoman Dhamantra1Nyoman Dhamntra Utsawa Darmagita Sekar Alit
Jembrana (Metrobali.com)-

Untuk menjaring potensi dan menggairahkan budaya yang ada di Kabupaten Jembrana, khususnya di bidang sastra agama Hindu sebagai jiwa atau roh budaya Bali, Sanggar Dirgahayu Suari menggelar Lomba Utsawa Sekar Alit. Lomba yang berlangsung sehari, tanggal 2 Februari 2014 dibuka secara oleh Bupati Jembrana, melalui Sekretaris Daerah di Wantilan Sanggar Dirgahayu Suari, Desa Dauh Waru, Kecamatan Jembrana, Minggu (2/2).

Tujuan dari pelaksanaan lomba utsawa Sekar Alit adalah untuk untuk mengembangkan sastra Agama Hindu, sehingga bisa dipahami oleh masyarakat sesuai dengan visi dan misi Perbaikan Kabupaten Jembrana, yang berwawasan budaya. “Jenis utsawa Sekar Alit dilobakan adalah Geguritan Sekar Alit, yang diikuti oleh anak-anak, remaja dan dewasa. Lomba yang dikoordinir oleh Panita, yang  diikuti 30 peserta dari semua kecamatan di Jembrana, dengan Ketut Redhe sebagai Bintang Tamu,” kata Gede Mahardika, selaku ketua panitia .

Bupati Jembrana, dalam sambutanya yang dibacakan Sekda Jembrana menyebutkan, Utsawa Dharmagita merupakan media menyampaikan sastra agama melalui sasta, dengan ‘Melajah Sambil Megending’, atau belajar sambil bernyanyi. “Saya beharap pada para juri untuk benar objektif, sehingga menghasikan juara yang sujati. Begitu juga kepada panitia untuk membangkitkan sekeha-sekeha santhi di desa-desa di segenap wilayah Jembrana,” kata Bupati dalam sambutanya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekda yang mewakili Bupati, mengukuhkan pengurus Sanggar Dirgahayu Suari Jembrana, dan juga menyerahkan penghargan kepada tokoh seni/seniman sepuh, yang sudah mengabdikan dirinya di bidang seni di bumi mekepung.

Sementara itu, Nyoman Dhamantra, selaku Pelindung Sanggar Dirgahayu Suari dalam sambutanya menyatakan, even utsawa dharma selain menggali dan menggairahkan potensi yang ada, juga untuk upaya pelestarian budaya Bali, sebagai bagian dari identitas Bali. “Lomba utsawa Sekar Alit diharapkan menjadi media pelestarian budaya Bali, khususnya mendukung Pembangunan Bali Berwawasan Budaya yang kreatif dan berbasis Tri Hita Karana. Dalam artian, proses pembangunan tidak merusak tata hubungan antar manusia, lingkungan dan budaya, serta spiritualitas orang Bali,” kata Nyoman Dhamantra, seraya mengingatkan para pemimpin di pulau seribu pura ini.

Bendesa Pekraman Mendoyo Dauh Tukad, Gusti Ngurah Kade Sunarta , yang ditemui di sela-sela acara, berharap even ini merupakan even rutin tahunan yang dimulai dari tingkat kecamatan, kabupaten untuk mempersiapkan pada ajang yang lebih tinggi yaitu tingkat propinsi maupun nasional. Sehingga, keberadaan Jembrana dalam bidang utsawa dharma gita dapat diperhitungkan pada ajang even seperti Pesta Kesenian Bali (PKB).

Hal ini diamini Gede Ngurah Putra, selaku Pembina Sanggar Dirgahayu Suari. “Kami harapkan Utsawa Sekar Alit dapat menjadi motivasi bagi peserta untuk lebih meningkatkan kemampuannya di bidang utsawa, geguritan, ataupun kekawin di Jembrana,” ujar Gede Ngurah Putra saat petutupan acara, yang dilanjutkan  dengan penyerahan hadiah pada pemenang lomba, serta undian ‘doorprize’ untuk segenap hadirin. RED-MB