Keterangan foto:  Akademisi sekaligus Praktisi dalam Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi I Nyoman Widhi Adnyana, S.Kom.,M.Pd/MB

Denpasar, (Metrobali.com) –

Sesuai dengan pernyataan Gubernur Bali Wayan Koster beberapa hari lalu pada salah satu acara serangkaian Pesta Kesenian Bali XLI tahun 2019,  tentang harapannya agar pelaksanaan Pesta Kesesian Bali Tahun 2019 yang akan berakhir beberapa hari lagi mendapatkan kritik dan saran dari seluruh lapisan masyarakat Bali,  nampaknya disambut baik oleh Akademisi sekaligus Praktisi dalam Dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi I Nyoman Widhi Adnyana, S.Kom.,M.Pd.

Menurut Dosen STIKI Indonesia (STMIK STIKOM Indonesia) ini,  upaya yang dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster dalam memberikan ruang kepada masyarakat untuk memberikan umpan balik terhadap pelaksanaan Pesta Kesenian Bali XLI Tahun 2019 merupakan hal yang sangat positif. “Saya sangat apresiasi upaya Bapak Gubernur Bali Wayan Koster yang dengan jelas dan tegas sangat mengharapkan kritik dan saran dari masyarakat terkait Pesta Kesenian Bali 2019 ini, mestinya dengan kesempatan itu berbagai pihak dapat berkontribusi positif dalam rangka meningkatkan kualitas PKB ditahun berikutnya”.

Selaku Akademisi dan Praktisi dalam dunia Teknologi Informasi dan Komunikasi, Pria yang akrab disapa Manwidhi ini memberikan saran dalam hal pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada ajang Pesta Kesenian Bali XLI Tahun 2019 yang masih belum maksimal.

“Saran saya Kepada Bapak Gubernur Wayan Koster dan Bapak Kadis Kebudayaan agar Pesta Kesenian Bali tahun mendatang pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasinya (TIK)  di maksimalkan dalam rangka memberikan layanan informasi dan komunikasi tentang Pesta Kesenian Bali kepada pengunjung. Untuk saat ini dari pantauan saya, TIK dalam rangka mendukung kegiatan Pesta Kesenian Bali XLI ini masih sangat kurang. Hanya sebatas memanfaatkan media sosial saja, itupun tidak begitu maksimal layanan informasinya, hanya menampilkan jadwal kegiatan dan foto atau video pertunjukan yang sudah berlangsung saja. Tidak ada informasi-informasi stand pameran, Produk apa saja yang dipamerakan, lokasi pameran dimana saja, lokasi stand kerajinan, termasuk informasi ketersediaan parkir atau lokasi parkir belum ada. Mestinya hal itu bisa difasilitasi dengan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam bentuk sistem informasi Pesta Kesenian Bali yang terintegrasi, entah dengan aplikasi berbasis Mobile atau Mobile Aps, Web Site, dan lain sebagainya, sehingga masyarakat yang akan berkunjung ke Pesta Kesenian Bali itu nyaman dan sudah sejak dini mengetahui tentang segala sesuatu yang akan terjadi di Pesta Kesenian Bali saat itu juga,” jelasnya.

Manwidhi juga menambahkan bahwa penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pesta Kesenian Bali juga dapat menambah eksistensi dan Publikasi tentang Pesta Kesenian Bali di seluruh Dunia serta sebagai cerminan implementasi sederhana tentang Revolusi Industri 4.0.  “Secara tidak langsung, Misalnya ada web site khusus tentang Pesta Kesenian Bali. Jika konten web site itu terupdate setiap saat maka siapapun bisa mengakses dan akan menjadi sebuah media promosi dan Publikasi bagi masyarakat Dunia, bisa dikatakan bagian dari branding Pesta Kesenian Bali juga. Saya kira tidak susah untuk membuat tools itu. Disamping itu Pesta Kesenian Balinya mencirikan implementasi dari Era Revolusi Industri 4.0 juga” Imbuhnya.

Pihaknya juga berharap agar apa yang menjadi saran tersebut dapat di respon pada Pesta Kesenian Bali Tahun 2020 nanti. “ Harapan saya, apa yang saya sarankan agar bisa diakomodir pada tahun mendatang, Saya siap ikut terlibat dan ngayah untuk hal ini” tegas Manwidhi.

Editor: Hana Sutiawati