Berebut Warna Merah di Kartu Suara Pilgub Bali
Denpasar (Metrobali.com)-
Pendukung pasangan PAS (Anak Agung Ngurah Puspayoga-Dewa Nyoman Sukrawan) yang diusung PDI Perjuangan Bali diminta tidak terkecoh oleh kartu suara dari pasangan kandidat lain yang juga menggunakan latar belakang warna merah. Caranya, dengan melihat gambar pasangan PAS serta lambang partai berupa banteng dalam lingkaran.
Pernyataan itu disampaikan salah-satu Ketua DPD PDIP Bali Wayan Sutena, Jumat 5 April 2013. “Tolong diingat bahwa PDIP hanya mengusung calon, yaitu PAS,” tegasnya. Ia mengaku memang mendapat banyak pertanyaan soal itu karena pada Pilgub 2008, pesaing PAS, Made Mangku Pastika adalah paket yang diusung PDIP.
Ia sendiri merasa heran karena warna merah sudah identik dengan warna PDIP. Sedang partai pengusung pesaing PAS biasanya menggunakan warna kuning atau biru.
“Sekarang kita juga mulai melihat baliho yang berwarna merah,” ujar Sutena. Pihaknya tentu tidak memiliki hak untuk melarang penggunaan warna merah itu dan hanya bisa meminta pendukung PAS untuk mewaspadainya.
Seperti diberitakan, Made Mangku Pastika yang kini diusung koalisi Golkar-Demokrat dan tujuh partai lainnya justru memilih background berlatar belakang warna merah.
Sementara Pastika dan Sudikerta mengenakan baju putih. Kartu itu sudah disampaikan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) diumumkan ke publik saat pengambilan nomor urut.
Sementara itu, Ketua Tim Pemenangan Paket Pasti-Kerta (Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta), Made Mudarta memiliki penjelasan tersendiri terkait hal itu. Menurutnya, warna merah pada latar belakang surat suara Pasti-Kerta hanya untuk menunjukkan semangat nasionalisme.
“Simbolisasi seorang pemimpin. Nasionalisme seorang pemimpin harus tinggi. Jadi itu sebenarnya warna bendera kita, merah putih,” kata Mudarta di Denpasar.
Ia menampik warna merah itu untuk mengelabui kader tulen PDIP. Menurutnya, Made Mangku Pastika saat ini adalah kader Partai Demokrat yang diusung berpasangan dengan Ketut Sudikerta yang tak lain adalah Ketua DPD Partai Golkar Bali.
“Sekarang beliau (Made Mangku Pastika) kader yang diusung Partai Demokrat untuk menjadi gubernur rakyat,” tegas Mudarta. Mudarta mengaku belum ada keinginan dari timnya untuk mengganti latar belakang warna surat suara paket Pasti-Kerta menjadi biru atau kuning yang identik dengan warna Partai Demokrat dan Golkar.
“Memang dari perspektif itu kami beda. Saat ini yang dipilih Gubernur Bali, bukan gubernur partai. Parpol itu hanya kendaraan politik. Kalau memilih gubernur partai itu di Musda (Musyawarah Daerah),” ucapnya berkelakar. BOB-MB
17 Komentar
Pang ade dogen protes jak pas..Paranoid banget pdip
Pdip semestinya mematenkan warma merah jd gak ada yg pake lg,,,jeg care paling aeng pdip
masyarakat bali masih saja mau di uluk – uluk oleh pdip dgn slogan memperhatikan wong cilik, orang miskin, masyarakat kecil dll. menurut saya orang yg paling memperhatikan itu semua adalah pak MP dengan prog. Bali Mandara-nya. masyarakat bali harusnya cerdas memilih figur yg berkualitas dan mumpuni tidak mesti dari partai mana. betul kata Pak MP bali tidak memiliki sumber daya alam maka ada ide mendirikan sekolah bali mandara supaya sumber daya manusia bali bisa meningkat
Memang harus melihat tokoh dari sekolah partainya… partai sangat penting. karena bila mengedepankan ketokohan, maka cara pikir kedinastian akan semakin dekat… pilih gubernurnya, lihat parpolnya… kl parpolnya tempat politisi korup… mka harus diperhatikan… ikatan ketokohan dan parpol sangat terkait dlm konstruksi demokrasi model indonesia… jd lihat dl parpolnya… kemudian liat jg tokohnya apakah kader parpol tulen, atau kangguru…
Gubenur memerlukan profesionalitas bukan kader atau militansi partai… Goblok dipiara…Sekolah di kandang kerbau ini hasilnya taunya nyongkokin tain kebo
nt klo imlek apa hrs minta ijin dulu sama pdip ya, apa hrs tangkil dan nyembah dulu ke puri satria,,,,lucu,,kyk anak kcil,,,,
@nyoman…Hahahaaaa setuju…Semeton pande uyut warna merah diklaim pdip..
Ahhhhhh……politik identik dengan bualan…..muka tebal…..segala cara halalll…..amah be…
Nu idup dewa yoga kaden be menjadi peserta ngaben massal ala puspayoga…Bali tdk memerlukan dewa yoga kuuukk
@dewa yoga,,apa mksudnya penuh bualan dan muka tebal,,,nyindir py ya,,? btulll,,
semeton,,!!!waspada ada kompor meletup tetangga sebelah,,panaass,,panaass,,,!!!!
Aneh kok masalah warna merah aja diributkan, dlm memilih pemimpin Bali bkn warna yg terpenting tetapi program-program yg nyata dan telah terealisasi dan dirasakan oleh msyrkt scr luas seperti program Bali Mandara yg sdh terbukti dan teruji.
Yaaaaa gak punya program sihhh..Dijamin jika pas kalah akan ada sidang MK….
jeg cen kaden ane luung konyang ngaku luung masyrkt streeess..
jeg cen kaden ane luuung konyang ngaku luung msyrkte strees,,program mlepuk sube menek sing ado apo..
Dulu waktu jaman ORDE BARU saya msh mahasiswa selalu berprinsip BIAR GEPENG TETAP BANTENG, Kini zaman Demokrasi, Saya harus Gendut supaya tetap bisa mendukung Banteng, tidak mau gepeng terus, krn pemimpin kami pada Gendut oleh krn Korupsi.
Sebagai wong Cilik (Wong Jaba) saya ingin dipimpin oleh Wong Jaba Pula. dan itu adalah I Made/I Ketut, meskipun saya dari dulu aktivis GMNI di Yogya dan Kini Caleg PDIP di Sumatera
ngudiang sanget to kenehang……nyen gen dadi Gubernur Irage kar tetep mekuli ngalih amah……..!!!!!! Sing ngopi sing meroko sing ade ngrunguang…..lamun be ngalih suara….awai dadi raja.