Denpasar (Metrobali.com)-

Pengembangan potensi pemuda di desa selama ini belum optimal. Pemuda masih dipandang sebelah mata dan sekadar menjadi objek pembangunan. Padahal jika desa serius mengembangkan potensi pemuda desa, tidak menutup kemungkinan banyak potensi kreatif bisa dikembangkan dari desa. Terlebih kebijakan pemerintah saat ini sudah mengarah pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Menyikapi hal tersebut, DPP PERADAH Indonesia Bali menggagas program Peradah Masuk Desa (2019).

Ketua DPP PERADAH Indonesia Bali I Komang Agus Widiantara menjelaskan program PMD berangkat dari potensi pemuda desa yang selama ini belum dikelola dan dimanajemen dengan baik oleh pengambil kebijakan di desa. Terlebih orientasi pembangunan masih berorientasi pada fisik. Harus diakui untuk menggerakkan ekonomi desa memang penting kehadiran pembangunan fisik. Namun, pengembangan potensi SDM desa melalui kreativitas pemuda desa sangat mendesak dan tak bisa diabaikan.

“Jujur desa belum ramah dengan aktivitas dan kehidupan para pemuda atau millenial masa kini. Sehingga banyak yang memilih ke kota. Karena Kota menawarkan konektivitas pekerjaan yang bervariasi,” katanya Selasa (22/10/2019) di Denpasar. Namun seiring kebijakan Pemerintah yang memberikan perhatian khusus terhadap desa melalui anggaran desa, merupakan peluang besar untuk menggenjot ruang desa lebih hidup, memberdayakan dan membuka ruang ekonomi baru yang tak kalah kreatif seperti di perkotaan.

Hal itu lah, kata Agus Widiantara mendorong lahirnya Program Peradah masuk Desa (PMD). PMD kata dia memiliki agenda penting untuk memberdayakan para pemuda desa dalam berbagai aspek. Tak semata di wilayah ekonomi kreatif melalui pelatihan kewirausahaan, namun juga melalui pengembangan kapasitas dengan pelatihan kepemimpinan, pengembangan literasi dan penguatan srada dan bhakti dalam konteks saat ini.

“Tak hanya di kota banyak persoalan. Di desa, tak kalah banyak. Sayangnya pemuda apatis dengan persoalan desa. Hal ini kita sasar, membuka keasadaran anak-anak muda terhadap berbagai isu kekinian yang menimpa Bali dan berdampak langsung ke desa,” katanya yang juga staf pengajar di STAHN Mpu Kuturan Singaraja tersebut.

Program PMD secara perdana sudah dilakukan di Desa Batu Bulan Kangin, Gianyar pada Sabtu (20/10) lalu. PMD ini menyasar pemuda yang terdiri dari karang taruna, sekaa teruna dan komunitas pemuda di desa. Program PMD kata dia juga untuk membangun komunikasi dan kolaborasi dengan organ pemuda di desa dalam merancang berbagai program kegiatan sesuai dengan masalah dan kebutuhan di desa.

Sementara itu, Ketua Panitia PMD DPP Peradah Indonesia Bali I Gusti Agung Ngurah Wedaksara menjelaskan secara teknis program tersebut akan menyasar desa-desa di tiap kabupaten/kota di Bali. Minimal kata dia tiap kabupaten yang disasar 2-3 desa. Sedangkan syarat desa yang disasar adalah memiliki persoalan serius yang mencakup pawongan, palemahan dan parahyangan. “Yang tidak kalah penting adalah pihak desa terbuka, bisa diajak komunikasi dengan ide dan gagasan besar kami dalam PMD,” katanya.

Setiap desa, tambah Weda memiliki konsep dan kegiatan yang berbeda sesuai dengan masalah desa. Kegiatan yang disiapkan mulai dari pendidikan, pelatihan, pengaderan, pembimbingan, pendampingan, kemintaraan hingga fasiliator kegiatan. Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Bali I Nyoman Lastra, S.Ag., M.Ag berharap agar PMD menjadi ikon Peradah dalam pemberdayaan pemuda Hindu di desa-desa di Bali. Pemberdayaan pemmuda, tidak semata untuk memperkuat srada dan bhakti namun juga mendorong kemandirian pemuda dalam dunia kewirausahaan. “Pemberdayaan ekonomi sangat penting dan mendasar bagi pemuda Hindu di era kompetisi yang begitu ketat. Masalah ekonomi keumatan sangat penting,”katanya disela memberikan sambutan saat pembukaan PMD di Desa batu Bulan Kangin akhir pekan lalu.

 

Pewarta : Hidayat
Editor : Whraspati Radha