sby2

Jakarta (Metrobali.com)-

Istana Kepresidenan Cipanas di Cianjur, Jawa Barat, pada 9 Agustus 2014 menjadi ajang penyelenggaraan Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional yang mengundang siswa-siswa dari berbagai daerah di Tanah Air.

“Untuk diketahui kenapa rapat terbatas kali ini dilakukan di Istana Cipanas karena esok hari (Sabtu, 9/8) ada Lomba Cipta Seni Pelajar Nasional,” kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka rapat terbatas (ratas) terkait persiapan pidato RAPBN 2015 yang digelar di Istana Cipanas, Cianjur, Jumat (8/8).

Presiden Yudhoyono memaparkan, sejumlah keahlian yang diperlombakan oleh peserta anak-anak itu antara lain lomba melukis, cipta pusi, cipta lagu, cipta desain batik dan lomba membatik itu sendiri.

Dengan adanya lomba cipta seni nasional, ujar dia, maka sama saja dengan mempersiapkan putra putri yang bertalenta di bidang budaya sehingga dapat muncul pewaris maestro di bidang seni dan budaya.

Setelah memimpin ratas di Istana Cipanas pada Jumat (8/8) sore, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar acara silaturahim dengan para seniman dan budayawan di Istana Cipanas pada malam harinya.

“Kami diundang secara khusus oleh Pak SBY,” kata pengamat musik Bens Leo yang memberikan kata sambutan mewakili seniman dan budayawan di Istana Cipanas.

Bens Leo menuturkan, banyak dari seniman yang diundang tidak pernah hadir di Istana Cipanas yang dikenal sebagai istana kepresidenan yang paling luas yaitu mencapai 26 hektare.

Ia juga mengemukakan, sebelum acara silaturahim itu Presiden Yudhoyono juga telah melakukan latihan musik didampingi dengan sejumlah komposer musik ternama di Tanah Air seperti Purwatjaraka, Dwiki Dharmawan, Fariz RM.

“Seniman yang paling dekat adalah Pak Taufiq Ismail yang juga akan membacakan tiga buah puisi sekaligus dari karya pak SBY,” katanya.

Salah satu puisi SBY yang dibacakan Taufiq Ismail adalah puisi bertajuk “Taksi Jakarta” yang membicarakan tentang renungan seorang sopir taksi tentang kondisi demokratisasi di Indonesia.

Puisi kedua adalah “Reformasi Tidak Mati” yang bertutur tentang perubahan dan kondisi transisi yang telah dan sedang dijalani oleh bangsa ini agar tidak lepas kendali, dimanipulasi, apalagi dikhianati.

Sedangkan puisi ketiga berjudul “Cahaya Islam” yang bertutur tentang keindahan agama Islam yang merupakan tuntunan sejati bagi para pemeluknya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh yang memberikan kata sambutan mewakili pemerintah mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merupakan sosok yang sangat konsisten dalam mencintai dunia seni.

Menurut Nuh, bukti dari kecintaan Presiden salah satunya adalah bukti sederhana yaitu penyelenggaraan Lomba Cipta Seni Nasional yang telah berlangsung selama 9 tahun dan Sabtu (9/8) besok akan digelar kembali di Istana Cipanas.

Mendikbud memaparkan, ajang Lomba Cipta Seni Nasional itu juga telah melahirkan bibit-bibit yang bila terus dipupuk akan menjadi maestro budayawan generasi selanjutnya.

Mendikbud menuturkan sosok Presiden Yudhoyono memiliki kelengkapan dalam tiga dimensi yaitu logika, etika, dan estetika, yang masing-masing mewakili kebenaran, kebaikan dan keindahan.

“Beliau memiliki tiga dimensi itu secara utuh,” kata Nuh.

Mendikbud juga mengingatkan bahwa Yudhoyono merupakan seorang militer yang telah mencapai posisi jenderal, seorang doktor di dunia pendidikan, dan juga seorang kepala negara yang terpilih sebanyak dua periode berturut-turut.

Sementara itu, penyair Taufiq Ismail menyatakan perhatian Presiden terhadap seni sangatlah besar dan dirinya bersyukur memiliki kepala negara yang memiliki apresiasi seni yang sedemikian besar.

Taufiq juga mengucapkan terima kasihnya karena Majalah Horison telah dibantu oleh pemerintahan Yudhoyono antara lain dengan telah ditandatanganinya MoU dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka kegiatan yang lebih terarah pada tahun 2015.

“Majalah Horison adalah satu-satunya majalah sastra di Indonesia,” katanya.

Sementara salah satu pamungkas yang hadir dalam acara itu adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang bersama para menteri dan wakil menteri Kabinet Indonesia Bersatu II secara bersama-sama menyanyikan lagu grup musik Bee Gees berjudul “To Love Somebody”.

“Mudah-mudahan tidak lupa sidang kabinet,” kata Presiden berseloroh setelah bernyanyi secara bersama-sama.

Dalam acara bernyanyi itu juga diiringi oleh sejumlah musisi terkemuka seperti komposer Purwatjaraka, Dwiki Dharmawan, Fariz Rustam Munaf, dan Tohpati.

Selain itu, turut pula dinyanyikan sejumlah lagu gubahan Presiden SBY yang dilantunkan antara lain oleh Afgan, Ebiet G Ade, Sandhy Sondoro, dan Lana Nitibaskara.

Presiden kagum Sedangkan pada saat Lomba Cipta Seni Nasional di Istana Cipanas, Sabtu (9/8), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampak kagum dengan banyak talenta yang ditampilkan anak-anak Indonesia yang menjadi peserta lomba.

“Yang bingung jurinya nanti karena semuanya (karya anak-anak peserta lomba) bagus-bagus,” kata Presiden Yudhoyono saat meninjau penyelenggaraan lomba.

Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono saat meninjau perhelatan tersebut ditemani Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono.

Selain itu, terlihat pula mendampingi antara lain Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu, dan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar.

Terlihat pula Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro dan istrinya Aliya Rajasa bersama anak mereka, Airlangga Satriadhi Yudhoyono, yang juga merupakan cucu Presiden SBY.

Presiden Yudhoyono juga beberapa kali menggendong Airlangga seperti saat meninjau lomba membatik berkelompok yang diikuti oleh anak-anak SD dari berbagai daerah.

Di lomba membatik itu, Wapres Boediono sempat bertanya kepada salah satu peserta dari NTB apakah kegiatan membatik lazim dilakukan di sekolahnya.

Siswi berjilbab itu menjawab masih belum ada kegiatan ekstrakurikuler membatik di sekolahnya, tetapi anak-anak di sana sudah mengenal membuat tenunan yang merupakan kain khas daerah tersebut.

Sedangkan di tempat lomba melukis, Presiden Yudhoyono tampak diberikan hadiah dari pujangga Jose Rizal Manua yaitu lukisan berpigura dengan judul “Rakyat Merindukan Pemimpin”, yang berisi gambar seluruh kepulauan Indonesia yang diisi dengan untaian kata-kata puisi.

Tampak Ibu Negara Ani Yudhoyono yang memiliki hobi fotografi itu juga beberapa kali mengabadikan momentum lomba itu dengan kamera pribadinya.

Bahkan Presiden juga terlihat meminta agar Ibu Negara mengabadikan para alumni pemenang dari penyelenggaraan Lomba Cipta Seni Nasional tahun-tahun sebelumnya.

Presiden menyatakan, kekuatan kesenian dan kebudayaan merupakan salah satu keunggulan bangsa Indonesia yang harus selalu ditonjolkan dan ditumbuhkembangkan.

“Indonesia negara yang semakin maju dan berkembang, Karena itu semua kekuatan termasuk talenta seni dan budaya harus ditumbuhkembangkan,” kata Presiden dan menambahkan, Indonesia banyak terdapat “mutiara terpendam” yang diyakini bakal membuat Indonesia sebagai negara yang unggul dalam bidang seni dan budaya.

Sementara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menginginkan pengembangan beragam sektor perekonomian kreatif di Tanah Air seperti industri batik selalu dapat bernilai tambah.

“Ekonomi kreatif adalah bagaimana menggunakan pengetahuan yang ada sebagai basis untuk nilai tambah,” kata Mari Elka Pangestu.

Menparekaraf mencontohkan upaya untuk menerjemahkan warisan budaya ke aplikatif seperti batik yang sebenanya dapat diaplikasikan menjadi busana fesyen.

Sedangkan dalam acara penutupan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan Lomba Cipta Seni Nasional yang merupakan ajang tahunan di Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, dapat terus dilanjutkan oleh pemerintahan mendatang.

Presiden menuturkan, pentingnya ajang perlombaan tingkat nasional itu untuk terus berlanjut karena dapat mengembangkan bakat-bakat seni yang terdapat di berbagai daerah pada tahun-tahun mendatang.

SBY mengungkapkan, begitu sudah ditetapkan siapa presiden terpilih periode 2014-2019, maka dirinya akan berbicara dengan beliau guna mengutarakan harapannya agar kegiatan baik seperti lomba tersebut tetap dilaksanakan ke depannya.

Ia mengingatkan, dunia politik dan bisnis kerap menimbulkan jarak yang dapat berdampak kepada pertentangan dan perselisihan antarsesama anak bangsa.

Hal itu dinilai juga bisa berdampak pada pudarnya kedamaian dan kehalusan budi yang sebenarnya dapat ditemui di seni dan budaya.

Untuk itu, ujar dia, menjadi tugas moral bagi kita semua untuk mengembangkan seni dan budaya dengan tujuan membuat kehidupan Indonesia menjadi lebih selaras, serasi, dan seimbang.

SBY juga menuturkan kisah saat dirinya bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian dalam krisis Balkan tahun 1995-1996, dirinya pernah memasuki toko buku kecil di Zagreb, Kroasia, dan menemukan buku kecil berbahasa Inggris berjudul “Educating Hearts and Minds”.

Dalam buku yang menginspirasikan SBY itu, disebutkan bahwa kesenian seperti seni musik bermanfaat untuk menghaluskan budi kasih sayang dan kerukunan manusia sejagat.

“Mari selamatkan bangsa ini dengan menempatkan seni dan budaya di tempatnya yang terhormat,” katanya. AN-MB