eksekusi
Denpasar (Metrobali.com)-

Eksekusi oleh juru sita Pengadilan Negeri (PN) Denpasar berlangsung ricuh. Bentrok antara warga Kampung Bugis dengan pria diduga preman tak terhindarkan dalam eksekusi yang dikawal ketat aparat kepolisian itu.

Eksekusi yang dilakukan sejak pagi hari itu baru bisa berlangsung sore hari karena mendapat perlawanan warga. Setelah negosiasi alot, akhirnya tim juru sita Pengadilan Negeri Denpasar, membacakan putusan eksekusi Mahkamah Agung (MA).

Beberapa warga histeris tak kuasa menahan kesedihan, sedangkan warga lainnya terutama kaum laki-laki, terus melakukan perlawanan dan bertekad mempertahankan lahan sampai titik darah penghabisan.

Kuasa hukum warga, Rizal Akbar menegaskan jika pihaknya menghormati putusan Mahkamah Agung (MA). “Yang kami sesalkan  adalah obyek eksekusi ini salah obyek,” kata Akbar, Selasa 17 Juni 2014.

Meski dihadapkan ratusan aparat habungan kepolisian dan TNI namun warga bergeming, mempertahankan lahan yang ditempatinya selama puluhan tahun.

Eksekusi tanah di Kampung Bugis

Situasi memanas manakala alat berat buldozer dikerahkan untuk meratakan rumah warga. Parahnya, aksi meratakan rumah warga itu diprovokasi oleh orang-orang berbaju putih yang diduga preman.

Terpancing emosinya, warga pun melakukan perlawanan. Bentrok tak terhindarkan. Warga Kampung Bugis menyerang pria berbadan kekar tersebut. Polisipun bertindak membuat barikade agar bentrok tak meluas.

Kendati begitu, polisi kewalahan menahan warga yang sudah kalap. Dengan senjata tajam, batu dan benda tumpul di tangan, warga berhasil menjebol barikade polisi. 
Warga mengejar massa yang mendukung eksekusi. Pria berbadan tegap itu pun berhamburan kocar-kacir menyelamatkan diri.

Akibat situasi mencekam dan massa kocar kacir itu, beberapa orang sampai tercebur selokan sungai yang berada di depan perkampungan.

Setelah keadaan makin membahayakan, petugas akhirnya memutuskan meminta eksekusi tidak dilanjutkan dan meminta massa meninggalkan lokasi.

Akhirnya, semua alat berat dan massa luar Kampung Bugis di Denpasar Selatan meninggalkan lokasi dengn pengawalan ketat aparat kepolisian. JAK-MB