Denpasar (Metrobali.com)-

Bentara Budaya Bali, lembaga nirlaba Kompas-Gramedia bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi memutar sejumlah judul film tentang antikorupsi, 23-24 Januari 2014.

“Kegiatan itu juga merangkul Udayana Science Club Universitas Udayana dalam menyukseskan Anti-Corruption Film Festival (ACFFest),” kata seorang staf Bandara Budaya Bali Putu Aryasthawa di Denpasar, Sabtu (25/1).

Pemutaran sejumlah film tersebut untuk menumbuhkan budaya antikorupsi, baik di kalangan masyarakat maupun generasi muda, melalui pendekatan seni budaya (film).

Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja menilai pendekatan seni budaya, khususnya film, dalam kampanye antikorupsi merupakan medium kreatif yang strategis, karena film dapat menyentuh langsung masyarakat.

Film, katanya, mampu menghadirkan berbagai pencitraan, narasi, kisah, dan impresi dramatik yang menyentuh dan menggugah kesadaran penonton.

Melalui film, katanya, nilai-nilai antikorupsi lebih cepat dan mudah dipahami oleh masyarakat.

ACFFest 2014 merupakan rangkaian kegiatan festival film antikorupsi yang menjadi wadah, sekaligus membuka kesempatan seluas-seluasnya kepada masyarakat dan pembuat film di seluruh Indonesia, untuk mengikutsertakan karya filmnya yang diproduksi pada rentang 1 Januari 2000-22 November 2013.

Film yang dapat diikutsertakan dalam festival tersebut adalah film yang bertema kejujuran, integritas, dan transparansi, maupun perlawanan terhadap korupsi.

“Kami menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat yang telah berpartisipasi aktif mendukung upaya pemberantasan korupsi dengan mempersembahkan karya-karya terbaik anak bangsa melalui film dan mengikutsertakannya dalam festival film antikorupsi 2013,” ujarnya.

Ia menyebut sebagai suatu hal yang membanggakan dan di luar ekspektasi bahwa panitia menerima total 181 film dari tujuh kategori film yang dilombakan, yakni film fiksi panjang, film fiksi pendek, film dokumenter panjang, film dokumenter pendek, film animasi, games animasi dan kategori khusus atau jurnalisme warga.

Sebanyak 45 film dinyatakan lolos penjurian tahap pertama, yakni enam film untuk kategori film fiksi pendek umum, empat film fiksi pendek pelajar, tiga film fiksi panjang umum, lima film dokumenter pendek pelajar, empat film dokumenter pendek umum.

Selain itu, empat film dokumenter panjang umum, lima film pendek animasi pelajar, enam film pendek animasi mahasiswa dan umum, empat games animasi umum dan mahasiswa, dan empat games animasi pelajar.

“Pemutaran film-film ACFFest di Bali ini merupakan yang pertama kalinya. Sebelumnya pada tahun 2013 lalu festival tersebut telah diselenggarakan di beberapa kota antara lain Jakarta, Malang, Padangpanjang, Balikpapan, dan Palu, sejalan dengan peringatan Hari Anti Korupsi Internasional,” ujar Putu Aryastawa. AN-MB