Belajar Lestarikan Budaya Jumputan ala Chattra Kebaya
Belajar Lestarikan Budaya Jumputan ala Chattra Kebaya
Bandung (Metrobali.com)-
Paguyuban *Chattra Kebaya* Bandung berbagi pengetahuan di antara para anggotanya dan masyarakat umum dengan membuat pelatihan membuat jumputan dengan bahan pewarna alam pada Sabtu (19/8) di Bandung.
Pelatihan yang diikuti belasan peserta ini dibimbing oleh Tety Aprilia, salah satu anggota *Chattra Kebaya* yang sehari-harinya berprofeai sebagai guru pada sebuah sekolah di Bandung.
Tety Aprilia mengajarkan tahap-tahapan proses pembuatan jumputan dan bagaimana mewarnainya dengan unsur-unsur pewarna alam.
“Semangat belajar dari peserta pelatihan luar biasa,” ujar Tety Aprilia.
Kebahagian terpancar di wajah para peserta pelatihan yang diselenggarakan di daerah Cisaranten Indah, Antapani ini setelah mereka melihat hasil karya masing-masing berubah dari kain putih polos menjadi selendang jumputan cantik.
Selain itu para peserta dan pemateri pelatihan menggunakan acara ini sebagai ajang silaturahmi dan makan bersama atau dalam tradisi Sunda dikenal dengan istilah Botram. Tentu saja dengan berbagai menu tradisional diantaranya nasi liwet lengkap dengan lalapan dan lauk pauk khas masyarakat Sunda.
“Pelatihan ini cukup merangsang daya imajinasi kami untuk menciptakan kreasi motif yang lebih bervariasi. Pelatihan yang sangat bermanfaat,” kesan Mia Maksum yang juga tuan rumah pelatihan ini.
Peserta pelatihan maupun pemateri mengenakan kebaya dan kain panjang atau sarung dalam nuansa merah dan putih.
“Saya berterima kasih sudah dibagi ilmu yang sangat bermanfaat hari ini, saya tidak menyangka akhirnya bisa membuat kain jumputan,” ujar Sita Suryawati, peserta pelatihan lainnya.
Pelatihan membuat jumputan dengan pewarna alam merupakan kegiatan yang sejalan dengan visi misi paguyuban ini untuk terus melestarikan budaya Indonesia.
*Paguyuban Chattra Kebaya* adalah paguyuban pemerhati dan pencinta kebaya yang mempunyai visi dan misi untuk melestarikan budaya Indonesia melalui penggunaan busana tradisional sebagai busana sehari-hari terkhusus kebaya sebagai busana atasan perempuan Indonesia.
Paguyuban yang diresmikan pada Maret 2017 di Jogya memiliki anggota di Bali, Banten, Jakarta, Jawa Barat dan Yogyakarta lebih menfokuskan diri pada pendidikan pelestarian budaya Indonesia baik di sekolah-sekolah, kampus-kampus, dan masyarakat umum serta penulisan buku-buku dan aksi sosial lainnya. Sumber : IWO