Mangupura (Metrobali.com)

Lokasi bekas ledakan bom Bali I pada 12 Oktober 2002 silam di Sari Club, Legian, Kuta, bakal dibangun taman perdamaian Bali. Taman perdamaian itu akan dibangun di atas lahan seluas 3 hektar. Di taman perdamaian tersebut akan ditancapkan tiang perdamaian sebanyak jumlah korban peristiwa keji tersebut.

Kendati begitu, rencana itu sepertinya bakal menemui kendala. Pasalnya, lahan di sekitar lokasi saat ini melambung begitu tinggi seharga miliaran rupiah satu are-nya. Selain itu, belum juga diketahui siapa pemilik lahan tersebut.

Perwakilan Desa Adat Kuta, Nyoman Swarsa mengaku desanya akan mendukung rencana pembangunan taman perdamaian itu. “Kami mendukung pembangunan taman perdamaian ini. Tapi nantinya harus dirawat. Jangan sampai setelah dibangun, begitu ada masalah desa adat yang dibuat repot,” kata dia, Sabtu 12 Oktober 2013.

Sementara itu, PT Wijaya sudah bergerak untuk mendesain taman perdamaian tersebut. Di bawah komando Made Wijaya, taman itu akan dibuat sederhana, asri dan penuh makna. Yang terpenting, kata Wijaya, peristiwa kelam itu bisa dikenang.

“Desainnya tidak mahal, idenya yang mahal. Detil desainnya adalah lahan yang hijau, sejuk, di mana orang bisa melepas lelah dari lingkungan yang begitu urban saat ini. Diatur supaya bisa membantu orang untuk bisa mengheningkan cipta dengan baik,” papar dia.

Nantinya, kata dia, taman tersebut dapat diakses bebas oleh publik tanpa dikenai biaya sepeser pun. Setiap orang bebas untuk memasuki areal taman perdamaian, sepanjang untuk mengenang dan memanjatkan doa untuk korban.

Kepala Asosiasi Taman Perdamaian Bali, Nick Way menjelaskan, pihaknya bersama Pemerintah Australia saat ini sedang menggalang dana untuk menyelesaikan seluruh proses jual beli tanah. “Saat ini kami tengah melakukan penggalangan dana dan sudah terkumpul US$1 juta. Penggalangan dana akan terus berlangsung sampai memenuhi semua target yang ditentukan,” beber Nick.

“Ini uangnya sangat banyak. Kalau pemilik tanah tidak mau, maka lebih baik uang itu untuk bangun sekolah atau rumah sakit,” tambah dia.

Menurut Nick, di atas bekas ledakan dahsyat yang menewaskan 202 orang itu bisa menjadi landmark, pertanda perdamaian, taman indah serta prospek masa depan yang damai. “Ada dukungan dari Gubernur Bali dan Bupati Badung. Kami tidak akan membangun apapun kecuali taman peringatan atau memorial garden,” imbuh Nick. JAK-MB