Pengisian SPBU

Denpasar (Metrobali.com)-

Jelang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), belum terlihat adanya gejolak berarti di Pulau Bali. SE Ritel Pertamina Region V Bali-Nusra, Ivan Syuhada menuturkan, pihaknya belum melakukan persiapan khusus terkait rencana kenaikan harga BBM. “Tidak ada persiapan khusus, tidak juga ada kebijakan khusus,” kata Ivan saat dihubungi, Rabu 12 November 2014.

Ia menuturkan, saat ini stok BBM masih dalam kondisi aman. Dari pantauannya belum ada gejolak berarti terkait rencana kenaikan yang diprediksi awal Januari itu. Menurut Ivan, permintaan BBM masih dalam kondisi normal. “Permintaan masih standar. Premium 2.200 KL perhari. Solar 600 KL perhari. Belum ada lonjakan permintaan,” jelasnya.

Kendati begitu, Ivan mengaku telah mengeluarkan imbauan kepada SPBU-SPBU untuk menyalurkan BBM sesuai kebutuhan. “Lakukan pelayanan sewajarnya. Di Bali sejauh ini masih kondusif. Permintaan tinggi biasanya pertengahan Desember jelang Natal Tahun Baru dan Idul Fitri saja,” papar Ivan.

Sementara itu, keluhan mulai datang dari kalangan pengusaha. I Made Mudarta salah satunya. Di temui di Kuta, Bali, ia menuturkan jika subsidi merupakan wujud hadirnya negara di tengah-tengah rakyat. “Subsidi itu hak rakyat. Itu bagian dari hadirnya negara,” kata dia.

Ia tak habis pikir dengan rencana kenaikan BBM yang diusulkan Presiden Joko Widodo. Kala Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga BBM, kata dia, harga minyak dunia melambung tinggi. “Saat itu harga minyak dunia di atas US$120 ribu/barel. Saat ini harga minyak justru hanya US$80 ribu/barel,” jelas Mudarta.

Lantaran hal itu, Mudarta meminta kepada Jokowi untuk menunda rencana kenaikan harga BBM sembari pemerintah menyesuaikan dengan peluncuran kartu-kartu yang telah disiapkan. “Kartu-kartu (kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia Pintar) itu mesti dinikmati dulu oleh rakyat, baru naikkan harga BBM,” tegas dia.

“Jangan sampai masa bulan madu akan Indonesia mandiri, sejahtera dan makmur, yang sudah hadir di ruang tamu rumah rakyat langsung pupus ketika pemerintah menghadirkan neraka berupa kenaikan BBM,” tambahnya. AN-MB