Jembrana (Metrobali.com)-
Seorang bayi laki-laki berumur tujuh bulan dari Kelurahan Loloan Timur-Jembrana menderita Hydrocepalus atau pembesaran kepala. Muhammad Akbar Maulana (7bulan) anak dari pasangan Agus Saifudin (42) dan Suhartina (36) ini mengalami pembesaran kepala sudah  sejak satu bulan yang lalu.
Saifudin yang kesehariannya hanya sebagai penjual balon udara mainan anak-anak ini hanya bisa pasrah karena tidak bisa mengobati anaknya karena keterbatasan biaya sedangkan ia hanya bekerja sendiri belum lagi harus bayar kos tiap bulan, untuk makan saja berkecukupan dan istrinya semenjak melahirkan sudah tidak lagi bekerja meski sebelumnya istrinya berjualan bakso keliling. Awalnya bayi yang lahir melalui proses persalinan normal di salah satu bidan di Negara ini memang tidak ada kelainan sama sekali, bahkan dikatakan bidan saat ke posyandu pada tanggal 14 Agustus lalu lingkar kepala masih normal dan kesehatannya masih baik.
Saifudin ketika di konfirmasi di rumahnya mengatakan kalau dirinya sudah penah membawanya ke RSUD Sanglah Denpasar karena rujukan dari Dokter untuk dilakukan pengecekan namun karena keterbatasan biaya dan beberapa persyaratan yang harus mereka urus tentu membuat Saifudin hanya bisa pasrah menunggu uluran tangan dari orang yang mau membantu dan hingga saat ini kondisi anak ketiganya ini menurun dari sebulan yang lalu atau saat mulai terlihatnya ada benjolan besar di kepalamulai terlihat agak kurus.”Tubuh anak saya sebelum ada benjolan dikepala tidak begini, bahkan sekarang agak kurus dan saya takut karena sebelumnya ada bayi yang seperti ini badannya terus mengecil dan kurus sedangkan kepalanya makin besar dan harus menjalani operasi hingga berkali-kali saya mau dapat uang dari mana”ungkap Saifudin.
Dikatakan Suahartina hingga saat ini anaknnya masih makan seperti biasa dan berkomunikasi ala bayi namun tidak bisa bergerak bebas hanya di tempat tidur terlentang.”seharusnya bayi umur segini (7bulan.red) sudah bisa tengkurap dan merangkak, namun karena kepalanya berat jadi susah bergerak, baru satu bulan saja sudah besarnya segini apalagi berbulan-bulan sedangkan suami saya tidak punya biaya untuk mengobatinya” keluhnya. Dikatakan Saifudin dirinya akan mencoba kedinas terkait, agar bisa mengurus keperluan berobat anaknya agar cepat sembuh. DEW-MB