Jembrana (Metrobali.com)-

Pemandangan di batas kota Negara tepatnya di Desa Kaliakah, Negara penuh dengan sampah. Sehingga pemandangan didaerah tersebut menjadi kotor dan jorok. Diduga sampah yang kebanyakan sampah plastik itu dari sisa makanan dan minuman warung-warung kaki lima dadakan yang berjualan di pinggir jalan Udayana.

Pengamatan Minggu (25/8) nampak sampah dari plastik memenuhi lahan pertanian milik warga. Pasalnya di area tersebut tidak ada parit dan tempat pembuangan sampah. Sementara orang yang beristirahat di tempat itu dengan seenaknya membuang sampah ke lahan pertanian milik warga.

Dari informasi salah satu penggarap sawah, sampah-sampah itu sampah para pemudik yang biasanya beristirahat. Saat arus mudik dan arus balik, di trotoar tepi jalan itu banyak berjejer pedagang kaki lima. “Mungkin sampahnya dibuang disini sehingga menjadi menumpuk. Sedangkan yang dibersihkan hanya di trotoar saja” ujarnya.

Jika dilihat dari jalan memang tidak terlihat jelas, karena posisi jalan lebih tinggi dari area sawah. Tapi jika dilihat disamping trotoar, banyak sampah berserakan dipinggir sawah. Bahkan di taman pinggir kota juga masih terlihat sampah berserakan lantaran belum dibersihkan. Sementara lantaran pohon rindang, area tersebut kerap dipakai untuk beristirahat, namun sayang kurang memperhatikan kebersihan dan kerap membuang sampah sembarangan. 

Sejatinya pihak Satpol PP Jembrana sudah melarangnya, bahkan menggelar sidak, namun tetap saja membandel. Warung-warung dadakan yang kebanyakan menggunakan sepeda motor sering kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP. Melihat ada anggota Satpol PP, mereke pindah, namun jika tidak ada, mereka berjualan kembali.

Kepala Kantor Satpol PP Jembrana, I Putu Widarta saat dikonfirmasi membenarkan telah menertibkan warung dadakan itu. Karena selain selain membahayakan dan mengganggu kelancaran lalu lintas juga pedagang itu membuah sampah sembarangan. Sehingga pintu masuk kota menjadi kotor. MT-MB