sosialisasi rehabilitasi narkobaSuasana sosialisasi standarisasi rehabilitasi bertempat di Padi dan Buffet Cafe, Pantai Saba Gianyar pada Rabu,(16/08).
Gianyar (Metrobali.com)-
Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol. Drs. I Putu Gede Suastawa, SH., membuka kegiatan Bimbingan teknis ke lembaga rehabilitasi  sosialisasi standarisasi rehabilitasi bertempat di Padi dan Buffet Cafe, Pantai Saba Gianyar pada Rabu,(16/08).

Kegiatan ini juga menghadirkan narasumber Direktur Utama Rumah sakit Umum Pusat (RSUP)  Sanglah I Wayan Sudana, M.Kes., didampingi oleh Kabid Rehabilitasi BNNP Bali AKBP I Nyoman Artana serta Kepala BNN Kabupaten Gianyar AKBP I Made Pastika serta 20 orang undangan yang terdiri dari pimpinan Institusi penerima wajib lapor (IPWL) yang selama ini sudah bekerja sama dengan BNNP Bali dalam pelaksanaan Rehabilitasi, seperti Rumah sakit Umum Daerah Se-Bali dan juga pihak BNNP dan BNNK. Kepala BNNP Bali dalam sambutannya menyampaikan, bahwa Dari 800 NPS yang ada di dunia saat ini, 67 sudah masuk indonesia dan 43 yang diatur oleh Permenkes Nomor 2 tahun 2017.

Target rehabilitasi BNNP Bali pada tahun 2017 ini adalah 1.115 orang, sementara saat ini baru 575 orang yang menjalani rehabilitasi, tentu saja diperlukan koordinasi dan juga keaktifan dari institusi penerima wajib lapor di Bali. “Data yang BNN Bali miliki, saat ini baru 60 yang melapor diri ke BNNP Bali untuk direhabilitasi, sedangkan lewat compulsary 475 orang, tentu masih jauh dari target yang diberikan untuk rehabilitasi” ungkapnya. Sehingga Perlu adanya program dan anggaran untuk menggiatkan program rehabilitasi yang selama ini sudah berjalan.

Beberapa hambatan selama ini dalam pelaksanaan rehabilitasi yaitu dari sisi klien, memganggap bahwa itu haknya, tidak merasa kecanduan itu bahaya, stereotip di masyarakat yang buruk serta kurang pedulinya masyarakat terhadap kondisi ini. Sementara dari sisi lembaga rehabilitasi yaitu belum maksimalnya pelaksanaan rehabilitasi oleh lembaga rehabilitasi, masih terbatasnya lembaga rawat inap belum paham tentang birokrasi dan administrasi, serta stereotipe ditumpangi oleh urusan pribadi. Kegiatan ini adalah sebagai bentuk peningkatan kemampuan agar proses monitoring & Evaluasi dalam hal Pelayanan Rehabilitasi Rawat Jalan Medis dapat berjalan lebih baik lagi.

Selama ini koordinasi BNNP Bali dengan lembaga rehabilitasi ini sudah cukup baik namun perlu makin ditingkatkan. Dirut RSUP Sanglah sebagai pemateri berikutnya, memaparkan tentang masalah kesehatan masyarakat khususnya pendalaman terhadap dampak buruk dan jenis-jenis narkotika yang selama ini beredar di Bali Serta apresiasi terhadap BNNP Bali yang selama ini sudah melakukan koordinasi dalam pelaksanaan rehabilitasi. “Hal ini adalah tugas semua institusi pemerintah untuk menggerakkan masyarakat, mulai dari lingkungan masyarakat terkecil, IPWL instansi pemerintah siap untuk mendukung BNN sebab ini adalah tugas kita bersama” ungkapnya menutup pemaparannya.

Dalam diskusi ini didapatkan beberapa terobosan dalam mencari klien rehabilitasi yang tetap, seperti Ktp dan chip agar menghindari klien melarikan diri.  Wacana kedepan direktur seluruh rumah sakit akan menjadi pembicara dalam  seluruh kegiatan rehabilitasi yang diadakan oleh BNNP Bali. RED-MB