Andrinof Chaniago - Copy

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Andrinof Chaniago mengharapkan adanya kerja sama antara Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Bappenas dalam penyediaan informasi bagi perencanaan pembangunan.

“Dibutuhkan informasi yang cepat sekaligus validasi data yang tinggi untuk Kepala Negara mengambil keputusan serta perencanaan yang lebih tajam,” kata Andrinof saat berkunjung ke Kantor BIG di Cibinong, Bogor, Rabu (12/11).

Menurut dia, Bappenas sebagai “think tank” presiden memerlukan pusat data di mana ada dua pilar utama perencanaan pembangunan yakni BIG untuk data spasial dan BPS untuk data numerik.

“Informasi geospasial mutlak diperlukan dalam menata wilayah hingga pengadaan infrastruktur dan sarana, terkait prioritas pemerintah membangun desa, daerah pinggir dan kawasan timur dalam rangka mengurangi ketimpangan dan diskriminasi,” katanya.

Ia menegaskan pihaknya akan melakukan perbaikan sistem dan kualitas perencanaan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada seperti BIG dan BPS dalam perencanaan proyek-proyek fisik agar mempertimbangkan peralihan fungsi lahan dan dampaknya di masa depan.

“Jadi dibuatkan proyeksinya ketika misalnya akan masuk proyek A, apa yang terjadi 20 tahun lagi? Karena ada beberapa mega proyek seperti Giant Sea Wall, Jembatan Selat Sunda, pelabuhan, kawasan industri, pembangkit listrik dan lainnya apakah sudah pakai data ini,” katanya.

Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala BIG Titik Suparwati mengatakan pihaknya sanggup mempersiapkan data spasial untuk berbagai keperluan perencanaan pembangunan fisik yang diinginkan Bappenas.

Lebih dari 170 undang-undang menyatakan butuh BIG misalnya, UU sistem perencanaan pembangunan nasional, UU penataan ruang, UU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), UU perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta UU Pemda, ujarnya.

Dalam kunjungannya ke BIG, menteri diajak melihat Data Center BIG serta Geoportal Nasional yang telah dibuat BIG dalam rangka mengintegrasikan data spasial dasar dengan data spasial tematik dari berbagai instansi terkait.

Kepala Pusat Pemetaan Rupa Bumi dan Toponim BIG Arief Syafei menyatakan pihaknya siap menyediakan data spasial jika Presiden akan “blusukan” ke suatu daerah mana saja di Indonesia yang langsung dicetak dalam 15 menit.

“Data spasial kami lebih detil dan akurat karena melalui proses pemetaan yang benar jika dibanding menggunakan google. Saya sudah coba data Google masih ada displacement, sementara kita kan ingin implementasi tepat dengan perencanaan,” katanya menjawab pertanyaan Menteri. AN-MB