Denpasar (Metrobali.com)-
Sejalan dengan pelaksanaan program Sistem Pertanian Terintegrasi (Simantri), Pemprov Bali juga terus memantapkan penanganan pesca panen hasil berbagai produk pertanian. Karena selama ini, pemasaran masih menjadi masalah klasik yang menjadi keluhan di tingkat produsen. Untuk membantu petani dalam pemasaran berbagai produk pertanian, Pemprov Bali telah membentuk 13 Sub Terminal Agrinisnis (STA) yang tersebar di sejumlah wilayah. Yang membanggakan, salah satu STA Bali berhasil meraih penghargaan terbaik tingkat nasional pada 2012 lalu.

Manik Mekar Nadi, itulah nama STA yang berhasil menyabet penghargaan dari Kementerian Pertanian RI. Berlokasi di Banjar Dinas Palak, Rendang, Kabupaten Karangasem, STA ini beranggotakan 26 kelompok tani yang tersebar tidak hanya di Kabupaten Karangasem, namun juga hingga Bangli dan Gianyar. Untuk mengetahui dari dekat profil dan kegiatan sub terminal agrinisnis ini, Biro Humas Setda Provinsi Bali menggandeng sejumlah media untuk melakukan peninjauan, Selasa (23/7).

Kabid Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Dinas Pertanian Provinsi Bali Ir. Ketut Lihadnyana, M.Ma yang mendampingi rombongan menjelaskan, STA Manik Mekar Nadi fokus pada pemasaran produk sayur mayur. Selain itu, Bali juga memiliki 12 STA lainnya di sejumlah kabupaten yang disesuaikan dengan potensi masing-masing. Seperti STA buah di kawasan Pupuan-Tabanan, STA kacang tanah di Karangasem dan lainnya.

“STA dibentuk untuk menangani masalah pasca panen dan pemasaran yang bisaanya sering menjadi keluhan para petani,” ujarnya.

Keberadaannya yang dekat dengan sentra produksi memudahkan para petani untuk memasarkan hasil produksi mereka. Ke depannya, Pemprov Bali akan terus memantapkan keberadaan STA dengan pemberian bantuan baik berupa pembinaan, fasilitas hingga permodalan. Khusus untuk STA Manik Mekar Nadi, Pemprov Bali telah memberikan bantuan berupa ruang packing, cool storage hingga sarana angkutan produksi. Ke depannya, Pemprov Bali juga akan membentuk Sistem Informasi Harga Pangan Strategis (SIGADIS).

Sementara itu, Ketua STA Manik Mekar Nadi I Gusti Ngurah Alit menambahkan, usaha di bidang pemasaran hasil pertanian ini mulai dirintisnya sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mulai mendapat pembinaan Pemprov Bali.

“Ketika terbentuk, anggotanya hanya 6 kelompok tani dan saat ini telah bertambah menjadi 26 kelompok tani,” imbuhnya.

Gusti Ngurah Alit yang seorang petani tulen tergerak membentuk kelompok ini karena sering menjadi korban tengkulak. Selain membantu dalam pemasaran, pihaknya juga getol melakukan pembinaan terhadap petani. Untuk jaringan pemasaran, STA Manik Mekar Nadi telah melakukan kerjasama dengan sejumlah supermaket besar. Bahkan, pemasarannya telah merambah daerah Lombok, NTB. DP-MB