RSUD BULELENG PENUH

 
Buleleng (Metrobali.com)-
Rata-rata rumah sakit di Buleleng penuh dengan pasien. Yang cukup memperihatinkan kondisi pasien yang ada di RSUD Buleleng. Bagaimana tidak, akibat tidak mendapat kamar, akhirnya pasien dengan infus ditangan berada diluar kamar.  Seperti yang dialami Kadek Anggun Paramitha yang masih berusia 2 tahun yang berasal dari Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng. Dalam kondisi sakit dan infus tertancap ditangan, ia dipangku oleh ibunya Kadek Sriastiti (37) sembari duduk di bangku yang ada di samping ruang Unit Gawat Darurat (UGD) di RSUD Buleleng. Pemandangan yang cukup miris itu terlihat pada Rabu (13/1) siang.
Menurut keterangan Kadek Sriastiti bahwa anaknya itu sudah sejak Selasa (12/1) petang di rawat di UGD karena sakit sesak nafas. Namun hingga Rabu (13/1) siang belum mendapatkan kamar untuk rawat inap.”Semua kelas kamar inapnya penuh, sehingga anak saya ini tidak mendapat kamar inap. Namun sudah diberi tahukan bahwa mungkin sore hari akan ada pasien yang keluar kamar” ungkapnya.
Dikonfirmasi MetroBali.com, Direktur Utama (Dirut) RSUD Buleleng, dr Gede Wiartana mengakui bahwa 298 tempat tidur yang ada di kamar inap sudah penuh semua oleh pasien. “Dalam sehari lebih kurang 60 pasien yang keluar masuk. Sehingga kalau mau sabar menunggu, selesai visite ada yang pulang” terangnya.
Lebih lanjut ia menerangkan dalam kurun waktu enam jam, biasanya pasien yang dirawat di UGD sudah mendapatkan kepastian, apakah dirawat inap atau diperbolehkan pulang. “Oleh karena kebanjiran pasien, kini bisa sampai 24 jam belum mendapatkan kepastian. Apakah dirawat inap atau diperbolehkan pulang” ujar Gede Wiartana.
Iapun memberikan analisa terkait dengan keberadaan tempat tidur yang ada dimasing-masing rumah sakit di buleleng. Menurut Gede Wiartana idealnya di Buleleng ini terdapat 800 tempat tidur untuk rawat inap. Namun pada kenyataannya hanya mampu maksimal 600 tempat tidur.”Rasio jumlah penduduk di Buleleng 800 ribu jiwa, dari seribu jiwa mendapat 1 tempat tidur, maka dibutuhkan 800 tempat tidur, kalau dihitung sekarang, kemungkinan baru ada 600 kamar disemua rumah sakit di Buleleng, sehingga kurang lagi 200 tempat tidur. Maka sudah sewajarnya setiap rumah sakit akan kekurangan tempat tidur” paparnnya.”Semoga dengan beroperasinya Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Buleleng pada Tahun 2016 ini, maka nantinya diharapkan akan mampu mengurangi kebanjiran pasien” pungkas Gede Wiartana. GS-MB