Jakarta (Metrobali.com)-

Sorgum (Sorghum bicolor L. Moench)  merupakan tanaman dari golongan serealia yang mempunyai banyak kegunaan. Biji sorgum menjadi sumber bahan pangan,  batang sebagai bahan pakan ternak maupun bahan baku bermacam industri seperti bioetanol dan gula cair.  Varietas sorgum saat ini jumlahnya masih terbatas, sehingga perakitan varietas baru diperlukan baik sebagai sumber pangan, pakan dan energi.

Salah satu jenis sorgum ialah sorgum manis. Sorgum ini memiliki kadar gula lebih tinggi pada batangnya dibanding jenis sorgum lain. Karena itu, selain bijinya bermanfaat sebagai pangan bergizi, batangnya sebagai pakan, nira batangnya juga dapat menjadi pemanis (gula sirup sorghum). Bila difermentasi gula dapat menjadi alkohol untuk keperluan farmasi, industri kimia maupun bioenergi.

Upaya peningkatan produktivitas dan mutu, serta perlindungan tanaman dapat dilakukan dengan perbaikan genetik atau pemuliaaan tanaman (varietas unggul), teknologi budidaya, pasca panen, proteksi tanaman.  Penggunaan varietas unggul lebih praktis dan mudah diterapkan, namun perakitannya memerlukan strategi yang tepat.

Salah satu masalah pemuliaaan sorghum adalah koleksi dan keterbatasan keragaman genetik.  Hal ini terkait dengan asal tanaman ini yang bukan asli Indonesia dan karakter tanaman itu sendiri.

Salah satu strategi penting pemuliaaan sorghum adalah dengan menerapkan bioteknologi selular dibantu mutasi.  Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menggunakan teknik tersebut dengan menggunakan varietas asal Numbu.  Hasilnya adalah beragam galur, yang selanjutnya dilakukan seleksi sesuai kebutuhan atau target perakitan.

Prof Dr Ir Endang Gati dari Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BB Biogen) Balitbangtan menyatakan hasil  uji adaptasi di delapan lokasi  diperoleh tiga galur harapan.  Hasil galur ini dapat mencapai potensinya di lokasi yang subur dan kering seperti Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pekalongan, sangat tahan terhadap penyakit karat, bercak daun dan antraknosa.

Terdapat tiga galur harapan yaitu MB-3 dengan potensi hasil 9,3 ton/hektar, MB-5 (8,3 ton/hektar), serta MM-4 (8,3 ton/hektar). Sebagai sorghum manis, masing-masing memiliki brix (kadar kemanisan) 15,2, 14,6 dan 15,5%. Galur-galur tersebut lebih unggul dibanding varietas yang ada.

Galur-galur harapan dapat dikembangkan pada lahan kering marjinal, sangat tahan penyakit karat, bercak daun dan antraknosa. Pengujian seluruh tahap dan dokumen pelepasan telah disiapkan. Demikian pula perbanyakan benih terus dilakukan.

Harapannnya, galur harapan ini dapat segera menjadi varietas unggul dan dapat ditanam di berbagai daerah terutama yang beriklim kering. Varietas unggul ini diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan, pakan, dan pendapatan petani lahan kering terutama beriklim kering.

Penulis: Prof Dr Ir Endang Gati
Editor: Ir Mastur, PhD