unduhan (25)

Denpasar,(Metrobali.com)-

Masyarakat Bali memerlukan kapas sebagai bahan kelengkapan kegiatan adat dan ritual keagamaan di samping sebagai bahan baku usaha industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bali I Dewa Made Buana Duwuran di Denpasar, Senin (23/6), mengatakan, kegiatan adat dan ritual umat Hindu yang berlangsung sepanjang tahun memerlukan benang sebagai hal yang sangat penting bagi masyarakat setempat.

Ia mengatakan, oleh sebab itu pemerintah Provinsi Bali melalui Dinas Perkebunan setempat mengembangan tanaman kapas di lahan kering, khususnya di Bali timur.

Pengembangan komoditas kapas jenis tanaman varietas Kanesia secara terbatas di lahan tegalan menekankan untuk memenuhi keperluan masyarakat setempat. Produksi tanaman kapas selama ini antara 10-20 ton per tahun hanya untuk memenuhi keperluan lokal Bali.

Lahan pertanian dan perkebunan makin menyempit sehingga perlu pengembangan tanaman bernilai ekonomi, termasuk kapas.

Disbun Bali melakukan uji coba pengembangan komoditas kapas seluas 500 hektare pada 2012 di Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Buleleng dengan melibatkan sekitar seribu petani yang mampu memproduksi sekitar 81 ton.

Pihaknya pernah melakukan uji coba penanaman kapas jenis unggul di Kabupaten Jembrana, namun gagal total karena terserang hama.

Dewa Made Buana Duwuran menjelaskan bahwa tidak semua petani di areal subak menanam kapas ada juga palawija jenis kedele.

Namun pada saat kedelai panen, maka hama pindah menyerang kapas, ini terjadi di Bali barat. AN-MB