gungrai

Denpasar (Metrobali.com)-

Pengamat seni Anak Agung Gede Rai menilai Bali bisa mendunia atas peran para pelukis.

“Perkampungan seniman Ubud memiliki nuansa tradisional dalam modern dan berlimpahnya kandungan Bali yang beragam seni budaya, agama, adat istiadat, alam yang bertaksu,” kata pendiri Museum Arma Ubud, Senin (14/4).

Menurut dia, pesona dan keindahan panorama alam Pulau Dewata yang demikian itu mampu memberikan inspirasi bagi seniman dari berbagai latar belakang dalam menghasilkan karya seni yang bermutu.

Seniman dari berbagai daerah di Indonesia maupun lintas negara dalam menghasilkan karya seni di Bali untuk mendapat pengakuan internasional terhadap pencapaian kualitas karya maupun kualitas kreativitas.

Agung Rai yang museumnya mengoleksi 248 lukisan dari berbagai corak ragam itu melihat seniman luar Bali dalam aktivitas seninya sambil merengguk realita dimana seni adalah sumber kehidupan.

“Bahkan sebagai individu atau kelompok pelukis nasional maupun internasional seolah-olah belum merasa menjadi seniman tulen, belum mendunia, sebelum ‘dibaptis’ oleh aura Bali jika tidak pernah bermukim di perkampungan Ubud maupun daerah Bali lainnya,” ujar Agung Rai.

Mereka berbekal talenta, penalaran modern dan tentunya kemampuan teknik analitik yang matang sehingga mampu menggali, mengungkapkan serta mengkolaborasi inspirasi Bali yang serta merta gaung Bali sebagai sentra seni lintas zaman.

Tidak jarang seni budaya, alam, mitologi, dan seni pertunjukkan, seperti Legong Bali, suasana panen padi di sawah, termasuk bentuk mirip simbul agama dan kepercayaan muncul dalam berbagai ragam warna ditangan pelukis nasional maupun internasional.

“Seniman tersebut antara lain Theo Meyer, Blanko, Srihadi Soedarsono dan Affandi yang banyak menghasilkan lukisan-lukisan terinspirasi dari Bali hingga karyanya mendunia,” ujar Agung Rai. AN-MB