permata-dan-batu-mulia-ilustrasi-_130928102842-459

Denpasar (Metrobali.com)-

Perajin Bali banyak mengimpor perhiasan dan permata setengah jadi yang kemudian dihaluskan menjadi barang bernilai seni untuk kembali diekspor ke mancanegara, kata Made Muliarta pengusaha perhiasan perak di bengkel kerjanya di Gianyar, Rabu (19/3).

Nilai ekspor berbagai jenis kerajinan terutama berupa perhiasan dan permata jumlahnya jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan yang diimpor. Perhiasan yang didatangkan dari luar negeri setelah diolah kembali diekspor sehingga memiliki nilai lebih, ujarnya.

Berkat usaha seperti itu, Bali menjadi pasar internasional perhiasan dan permata buatan pengrajin mancanegara bersama hasil kerajinan masyarakat Pulau Dewata yang dipasarkan di daerah ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat realisasi ekspor khusus aneka barang perhiasan dan permata buatan pengrajin setempat selama Januari 2014 bernilai lima juta dolar AS, sedangkan impor barang sejenis hanya seharga 1,6 juta dolar AS atau surplus 3,4 juta dolar AS.

Perhiasan buatan Bali sebagian besar dipasok ke pasar Singapura yang mencapai 37,38 persen dari seluruh ekspor perhiasan menyusul importir dari Hong Kong yang membeli sekitar 18,29 persen dan peringkat ketiga adalah Amerika Serikat 10,90 persen.

Made Muliarta menambahkan, pengusaha Bali umumnya mengimpor bahan baku perhiasan dalam jumlah yang disesuaikan dengan pesanan yang dilakukan mitra bisnisnya dari luar negeri, yang nantinya hampir sepenuhnya untuk matadagangan yang diekspor kembali.

Impor perhiasan berupa imitasi sebagian besar didatangkan dari China dengan harga yang murah, dan barang ini umumnya untuk memenuhi konsumen dalam negeri, karena disesuaikan dengan kondisi ekonomi masyarakat yang menggemari harga murah.

Ia mengatakan, pengusaha Bali mendatangkan permata bahan baku perhiasan dari Thailand, Eropa dan sebagainya, tetapi perhiasan berbahan baku perak yang dipadukan dengan emas banyak menggunakan batu permata dalam negeri.

Permata dalam negeri juga disenangi konsumen mancanegara apalagi turis yang membeli, dengan senang memakai cincin yang berisi permata yang memiliki nilai magis atau kekuatan gaib, maka orang asing ada juga ingin mencobanya, kata dia.

Permata tersebut biasanya merupakan batu lokal yang didatangkan dari Kalimantan dan Sumatera. Banyak juga turis asing mencoba membeli untuk dimilikinya cincin atau gelang bertuah, kata Muliarta meyakinkan. AN-MB