thumbnail (37)
Nengah Wirata/MB
Denpasar, (Metrobali.com) –
Sampai saat ini Bali masih menjadi “magnet” bagi wisatawan di seluruh dunia. Keindahan alamnya, dan keberagaman adat, tradisi, seni, dan budayanya, menjadi aset penting bagi kepariwisataan Bali yang harus dilestarikan. Namun demikian, untuk mendukung pariwisata budaya Bali, dibutuhkan peluang-peluang lain yang bisa mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan ke Bali. Dengan kata lain, ada celah selain pariwisata budaya, yang dapat dijadikan alternatif bagi Bali untuk mendatangkan lebih banyak wisatawan. “Bali punya daya tarik pariwisata, dan branding ini harus dicari terobosan yang lain untuk membantu mendukung pariwisata Bali, salah satunya sport tourism”, ungkap tokoh olahraga, Nengah Wirata, Rabu (25/10), di Denpasar. Kehadiran sport tourism menurut Wirata, akan menambah jumlah kunjungan wisatawan dan juga turut mendorong kemajuan olahraga. Untuk mendukung sport tourism ini, Pemerintah harus membangun venue atau sarana olahraga yang berstandar internasional. “Bali itu punya daya tarik pariwisata yang sangat kuat. Ini bukti nyata, beberapa waktu lalu ada kejuaraan dunia bulu tangkis antar klub di Bali dan di waktu yang sama di India juga menyelenggarakan event yang serupa. Namun apa yang terjadi, semua tokoh-tokoh bulu tangkis dunia memilih datang ke Bali, sementara di India sepi”, ujarnya. Wirata mengatakan, hal itu membuktikan daya tarik Bali sangat luar biasa untuk mendatangkan wisatawan. Karena punya daya tarik itulah yang harus dimanfaatkan untuk membangun sport tourism. Beberapa venue yang bisa dibangun untuk sport tourism ini, diantaranya stadion dan gor yang bertaraf internasional, bahkan sirkuit arena balap untuk menggelar seri balapan dunia seperti MotoGP dan Formula One. “Bali punya aset luar biasa untuk itu. Harus dimaksimalkan dan jangan disia-siakan”, imbuhnya. Untuk itu, Wirata mengatakan, semua pihak harus bersatu dan punya semangat membangun sport tourism ini. Pemerintah bersama DPRD, Koni dan pihak swasta punya peran untuk merealisasikan ide ini, tinggal bagaimana semangat membangun sport tourism ini bisa direalisasikan. Diakui Wirata, persoalan lahan akan menjadi kendala mewujudkan ide ini. Namun jika Pemerintah mendukung, maka ide ini pasti bisa diwujudkan. “Branding Bali sudah tersohor ke seluruh dunia. Kalau ada event olahraga yang bertaraf internasional, tentu yang datang tidak hanya atletnya. Mereka akan membawa serta keluarganya. Selain bertanding, khan mereka juga bisa liburan”, katanya. Selama ini, Bali memang cukup sering menjadi tuan rumah penyelenggaraan even-event olahraga internasional. Hanya saja, sarana pendukungnya berupa venue masih harus digarap lebih serius. “Stadion Dipta di Gianyar, atau GOR Lila Buana, sudah ada. Tinggal dipoles sesuai standar internasional. Bahkan harus dibangun lagi venue sport yang lain”, pungkas mantan Ketua Pengprov PBSI Bali ini. GA-MB