Balawan, Tohpati dan Baim Trio Akhiri BBF dengan Aksi Solo

Salah satu peserta Bali Blues Festival (BBF) 2016

Salah satu peserta Bali Blues Festival (BBF) 2016 sedang beraksi di atas panggung, Sabtu (28/5)

Nusa Dua, Bali (Metrobali.com)-

Bali Blues Festival (BBF) 2016 kembali digelar, Sabtu (28/5/2016) kemarin sejak pukul 17.00 wita di Pulau Peninsula-Nusa Dua. Tahun ini BBFl memasuki tahun keduanya dan makin menunjukan kelasnya. Ribuan penonton berdatangan untuk menyaksikan pagelaran di ujung Selatan Pulau Dewata tersebut. Penampilan puncak BBF diakhiri aksi solo Balawan, Tohpati dan Baim Trio yang membuat decak kagum dan tepukan tangan penonton.

Heliped di Pulau Peninsula yang mejadi tempat konser BBF penuh dengan penonton. Bahkan kursi di depan tenan makanan juga penuh. Banyak penonton juga rela duduk di rumpun hanya untuk menyaksikan para artis BBF. “Kren…ini pertunjukan musik blues yang benar benar asik dan berkwalitas,” kata salah seorang penonton yang harus rela lesehan di rumput.

Dalam festival tahunan itu, ada beberapa line up yang mengisi panggung. Di line up pemain lokal, ada nama The Krisna, UNB’Rocken, dan Winnie The Blues. UNB’Rocken sendiri membawakan beberapa lagu hits, diantaranya Cold Shot yang dipopulerkan Stevie Ray Vaughan, dan lagu milik mereka sendiri, Without You.

Sementara di jajaran komunitas lokal ada Bali Guitar Club, Lombok Blues Community, serta Moko Blues. Sedangkan deretan artis nasional yang mengisi diantaranya Adrian Adiotoemo, Tohpati, Balawan, Baim Trio, hingga Wayan Balawan and Blues String.

Promotor Bali Blues Festival, Agung Bagus Mantra mengatakan, Bali Blues Festival diharapkan bisa menjadi agenda tahunan. Ia berencana berkoordinasi dengan PHRI Bali, sehingga bisa masuk dalam kalender event tahunan. Pemilik Pregina Show Biz itu juga berencana menggandeng Byron Bay Blues Festival, sehingga musisi yang mengisi Bali Blues Festival semakin diminati.

“Sebenarnya sekarang sudah ada beberapa line up asing yang mau datang. Dari Amerika, Australia, Inggris, dan Yunani juga ada. Mereka tertarik karena lokasinya unik, dan karena mereka belum pernah ke Bali. Tapi karena waktu masih terbatas, kami optimalkan lokal Bali dan lokal Indonesia dulu,” katanya.

Direktur Operasional Indonesia Tourism Development Centre (ITDC), A.A. Ngurah Wirawan mengatakan, Bali Blues Festival tahun ini lebih berkualitas. Ia menilai lebih banyak masyarakat yang bisa menikmati dan mengapresiasi. Ia pun mengatakan even ini bisa menjadi daya tarik dan menjadi even besar musik di Bali. “Bali memang harus memiliki sesuatu yang spesial dan memiliki even berkelas,” ujarnya.

Wirawan mengatakan, pihaknya siap menjadi host Bali Blues Festival untuk seterusnya. Ia menganggap musisi blues di Bali dan Indonesia perlu ditempat yang layak. “Kami lihat festival blues ini belum ada di Indonesia, dan ajang musisi blues kumpul, jamming bareng itu belum ada. Makanya kami sediakan tempat di Peninsula lewat Bali Blues Festival ini,” kata Wirawan.

Meski belum dianggap besar, ia optimistis Bali Blues Festival akan menjadi sebuah festival besar. Wirawan pun yakin Bali Blues Festival akan tumbuh besar seperti Java Jazz Festival. “Yang penting ada tempat buat musisi blues tampil, berekspresi, diapresiasi, saat ini itu dulu goalnya. Kalau mau besar, perlu waktu tahunan. Sama seperti Java Jazz, tidak instan besarnya. Perlu waktu tahunan. Saya yakin Bali Blues Festival ini pasti jadi festival besar yang ditunggu-tunggu,” tandas Wirawan. WID-MB