Denpasar (Metrobali.com)-

Guru Besar Fakultas Sastra Universitas Udayana Prof Dr I Nyoman Darma Putra menilai, Bali dapat berperan secara maksimal dalam mengembangkan pembangunan ekonomi kreatif.

“Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengembangkan pembangunan ekonomi kreatif melibatkan lebih dari dua kementerian,” kata Prof Darma Putra di Denpasar Minggu (8/6)

Ia mengatakan, ekonomi kreatif yang dikembangkan lewat industri kreatif merupakan industri-industri yang bersumber dari kreativitas individual, keterampilan dan bakat.

Selain itu memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan lapangan kerja lintas generasi dan penggalian kekayaan intelektual.

Darma Putra yang juga pengamat pariwisata dan seni budaya itu menjelaskan, pemerintah mengategorikan 14 bidang ke dalam industri kreatif.

Ke-14 bidang itu antara lain periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain,video, film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan.

Selain itu juga layanan komputer dan piranti lunak, televisi, radio, riset dan pengembangan.

Bahkan belakangan diusulkan agar kuliner (menu makanan) juga dimasukkan ke dalam kategori industri kreatif yang mendapat perhatian untuk dikembangkan.

“Mungkin daftar ini akan bertambah panjang, tetapi yang jelas seni pertunjukan termasuk dalam daftar industri kreatif,” ujar Darma Putra, alumnus S-3 University of Queensland Australia.

Ia menambahkan, Bali memiliki pengalaman panjang dalam membangun seni rupa (visual arts) dan seni pertunjukan (performing arts) sebagai bagian dari industri pariwisata.

Oleh sebab itu Bali sudah saatnya sekarang bangkit untuk secara kreatif mengembangkan panggung pementasan (staged culture), bukan saja untuk melestarikan seni budaya itu sendiri, tetapi untuk menjadikan sebagai sumber kesejahteraan masyarakat.

Hal itu sangat penting mengingat Bali mampu menyelaraskan kehidupan budaya jalanan (street culture) dengan budaya panggung (staged culture).

Keterpaduan dan keserasian itu merupakan sumber kebahagian kultural religius, sekaligus sumber kesejahteraan sosial ekonomi.

Kekayaan seni pertunjukkan Bali sebaiknya dikemas secara kreatif menjadi bagian dari gedung pementasan yang menguntungkan secara ekonomi.

Darma Putra mencontohkan, penciptaan tari kecak dan tari barong bisa diteladani sebagai salah satu model penyelarasan budaya jalanan dengan budaya panggung.

“Untuk itu perlu dukungan tenaga kreatif, berbakat, cerdas, dan berkepribadian,” ujar Darma Putra. INT-MB