berita_tampak depan rsup sanglah

Denpasar (Metrobali.com)-

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar, Bali, dan Rumah Sakit Wanita dan Anak Adelaide, Australia, mempererat kerja sama pelatihan peningkatan kapasitas tenaga medis di provinsi ini.

“Kerja sama ini sudah berjalan sejak tahun 1997 atau sudah 18 tahun bersama dengan Australia dengan RSUP Sanglah khususnya bagian kandungan dan kebidanan,” kata Direktur RSUP Sanglah Denpasar, dr Anak Agung Sri Saraswati di Sanur, Denpasar, Kamis (21/5).

Pelatihan tenaga medis selama tiga hari melalui seminar dan peninjauan langsung ke lapangan itu bukan hanya diberikan bagi tenaga medis di rumah sakit terbesar di Pulau Dewata itu melainkan beberapa tenaga medis seperti bidan dari Kabupaten Negara, Karangasem, Singaraja dan Gianyar.

Sri lebih lanjut menjelaskan bahwa di Indonesia angka kematian ibu bersalin masih tergolong tinggi yakni sekitar 359 dari 100 ribu kelahiran hidup. Sementara itu target pemerintah sendiri mencapai 102 per 100 ribu kelahiran hidup.

Sedangkan untuk di Pulau Bali, secara keseluruhan masih lebih baik di bandingkan rata-rata nasional itu yakni 68 per 100 ribu kelahiran hidup.

Pihak Women’s and Children’s Hospital Adelaide, Australia, membawa 20 dokter dan praktisi kesehatan untuk memberikan pelatihan di bidang kebidanan dan kandungan kepada tenaga medis di Pulau Dewata.

Prof John Svigos, spesialis kebidanan dan kandungan dari rumah sakit tersebut mengatakan bahwa misi kesehatan yang dibangun dua rumah sakit itu menandakan bahwa hubungan kedua negara khususnya di bidang kesehatan masih terjalin erat.

Meskipun, lanjut dia, belakangan hubungan Indonesia-Australia sempat memanas pasca-eksekusi mati duo narapidana, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

“Belakangan ini hubungan Indonesia dan Australia memburuk, tetapi kami memiliki perhatian yang besar terhadap masyarakat Indonesia. Namun ini hal yang berbeda dari politik tetapi ini berkaitan dengan kemanusiaan menyangkut kesehatan anak dan wanita di Indonesia,” ucapnya ahli sekaligus konsultan kesehatan anak dan wanita di Universitas Adelaide itu.

Ia menyatakan bahwa melalui kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan anak yang merupakan salah satu indikator sebuah negara dalam pencapaian tujuan pembangunan milenium (MDGs).

“Sejak dekade terakhir kesehatan (ibu dan anak) di Bali sudah lebih baik, tetapi masih belum mencapai harapan kami. Untuk itu kami ingin meningkatkan kesehatan wanita dan anak lebih baik lagi,” imbuhnya.

Pelatihan peningkatan kapasitas SDM medis tersebut meliputi kemampuan pelayanan bersalin, pemeriksaan ibu bersalin, melahirkan bayi hingga penyelamatan bagi bayi dalam kondisi darurat saat dilahirkan.

Pelatihan tersebut diawali dengan penyerahan sertifikat dokter tamu spesialis kebidanan dan kandungan kepada dua orang perwakilan yakni dr Chris Wilkinson dan dr Rosalie Grivell. AN-MB