Denpasar (Metrobali.com)-

Bali sebuah pulau kecil dengan luas hanya 0,29 persen dari luas Nusantara 5.632,86 km persegi, namun memiliki semua unsur lengkap ada di wilayahya, mulai dari danau, ratusan sungai, gunung dan kawasan hutan.

Perpaduan pemandangan sawah yang berundak-undak, lembah, pesisir pantai dan gunung berapi dengan danau di bawahnya merupakan panorama alam yang menambah daya tarik Pulau Dewata, di samping keunikan seni budaya.

Wisatawan mancanegara yang berulang kali menghabiskan liburan di Pulau “Seribu Pura” tidak pernah merasa bosan dan jenuh, karena selalu menemukan suasana baru serta atraksi yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Masyarakat dan semua pihak di Bali secara sadar dan penuh tanggung jawab menjaga alam lingkungan, sekaligus mewujudkan Bali sebagai provinsi bersih dan hijau (Green Province) yang dicanangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Meskipun hal itu masih jauh dari harapan, namun sudah mulai membuahkan hasil, karena indeks kualitas lingkungan hidup di Bali lebih baik dibanding daerah lainnya di Indonesia, tutur Kepala Biro Humas Pemprov Bali I Ketut Teneng.

Oleh sebab itu seluruh komponen masyarakat dan pelaku usaha di Pulau Dewata diharapkan terlibat secara aktif menjaga lingkungan masing-masing, sebagai upaya mempercepat mewujudkan Bali sebagai provinsi yang bersih dan hijau (Bali Green Province).

Atas kondisi alam dan budaya Bali yang demikian itu, Pemerintah Provinsi Bali yang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55, pada hari Rabu 14 Agustus 2013 tetap mengandalkan dan memprioritaskan pembangunan bidang pariwisata, pertanian dan pengembangan industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Ketiga sektor andalan itu diharapkan mampu menggerakkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, mensejahterakan kehidupan masyarakat, tanpa mengenyampingkan aspek pembangunan lainnya.

Bali selama ini beberapa kali pernah meraih predikat sebagai pulau wisata terbaik di dunia, dan kondisi itu diharapkan tetap dapat dipertahankan di masa-masa mendatang dengan harapan masyarakat dunia tetap tertarik untuk berliburan ke Pulau Dewata.

Didukung keamanan yang kondusif dengan menerapkan sistem keamanan berstandar internasional serta adanya penerbangan langsung dari kota-kota besar di mancanegara diharapkan kunjungan turis di Bali semakin banyak.

Provinsi Bali dalam usia setengah abad lebih sesungguhnya boleh sedikit berbangga diri karena keberadaannya sudah sangat dikenal, tidak hanya oleh penduduk Indonesia, namun juga dari berbagai penjuru dunia.

Pantai Kuta, Pantai Sanur, perkampungan seniman Ubud, kawasan perhotelan elit Nusa Dua, serta potensi kerajinan tangan, gerak tabuh dan tari Bali, serta karya lukisan yang begitu indah menjadikan Bali cepat populer dibanding provinsi lain yang jauh lebih tua.

Dikenalnya Bali secara meluas di dunia internasional itu berkat orang-orang asing antara lain Miguel Covarrubias, seorang penulis, pelukis dan antropolog kelahiran Meksiko pada tahun 1930 atau 82 tahun yang silam sempat menetap di Bali dan menulis buku berjudul “Island of Bali”.

Seniman mancanegara sebenarnya sejak lama telah mengenal dan menetap di Bali seperti Andrien Jean Le Mayeur, seniman asal Belgia yang akhirnya mempersunting seorang wanita Bali.

Demikian pula Walter Spies (alm) warga negara Jerman, Antonio Blanco (alm) asal Spanyol, Arie Smith, warga negara Belanda dan banyak lagi sederetan nama seniman asing yang pernah menetap di Bali, khususnya di perkampungan seniman Ubud untuk menghasilkan karya-karya seni yang bermutu.

“Citra baik tentang Bali yang telah diperkenalkan itu, tetap ditindaklanjuti dengan mengirim misi kesenian dan promosi pariwisata ke berbagai negara di belahan dunia, sehingga wisatawan yang berkunjung ke Bali jumlahnya terus meningkat,” tutur Ketut Teneng, pria kelahiran Buleleng yang lebih dari tiga dasa warsa mengabdikan diri di berbagai instansi pemerintah.

Bali menerima kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 2,94 juta orang selama tahun 2012, meningkat 4,34 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 2,82 juta orang.

Kunjungan turis itu melampaui sasaran dari yang ditetapkan Dinas Pariwisata setempat sebanyak 2,7 juta orang. Sedangkan selama semester I/2013 menerima kunjungan 1,49 juta wisatawan.

Tidak perlu tambah hotel Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Gede Suarsa MSi menjelaskan, meskipun target wisatawan mancanegara (wisman) yang ditetapkan meningkat, Bali tidak perlu menambah atau membangun fasilitas pariwisata berupa kamar hotel berbintang.

Hal itu karena fasilitas yang ada masih memungkinkan untuk menampung peningkatkan kunjungan wisman, mengingat tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali selama 2012 itu rata-rata 66 persen atau meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 60,8 persen.

Fasilitas kamar hotel berbintang, khususnya di wilayah Kabupaten dan Denpasar selama ini dinilai cukup memadai tidak perlu ditambah. Namun tiga kabupaten yang selama ini belum memiliki fasilitas hotel berbintang sangat memungkinkan.

Ketiga daerah itu meliputi kabupaten Jembrana, Bali barat, Klungkung dan Kabupaten Bangli, mengingat wisatawan ingin menikmati suasana baru dalam berliburan ke Bali. Demikian pula daerah-daerah lain seperti Kabupaten Tabanan, Gianyar, Buleleng dan Karangasem masih sangat memungkinkan untuk menambah kamar hotel berbintang.

Bali jika bercermin dari hasil penelitian dan pengkajian SCETO, konsultan pariwisata dari Prancis tahun 1975, menurut Kepala Badan Penjamin Mutu Universitas Udayana (BPMU) Prof Dr Ir Wayan Windia, MS di Pulau Dewata maksimal dibangun 24.000 kamar hotel berbintang untuk menjaga daya dukung Bali.

Namun kenyataannya di Bali kini telah dibangun 55.000 kamar hotel berbintang atau dua kali lipat daya dukung Bali, sehingga Bali sudah saatnya melakukan moratorium terhadap pembangunan fisik terkait kepentingan pariwisata, ujar Prof Windia.

Pajak hotel dan restoran (PHR) mampu memberikan kontribusi sebesar 30 persen terhadap pertumbuhan perekonomian Bali tahun 2013 yang ditarget sebesar 7,01 persen.

Pertumbuhan sektor PHR mewarnai perekonomian Bali dan naik-turunnya sektor andalan itu dapat dijadikan gambaran perkembangan perekonomian di daerah tujuan wisata Pulau Bali.

Perkembangan sektor PHR sebagai dampak dari kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri. Bali untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 7,01 persen, itu membutuhkan investasi sebesar Rp22,20 triliun.

Investasi itu diharapkan bersumber dari peranserta dunia usaha, baik penanaman modal asing maupun dalam negeri, disamping alokasi dana yang bersumber dari dana Pemerintah serta peningkatan ekspor non migas Bali.

Pertumbuhan ekonomi Bali dalam tiga tahun terakhir selalu di atas sasaran. Ekonomi Bali 2012 tumbuh sebesar 6,57 persen, meningkat dari tahun sebelumnya 6,36 persen. tahun 2010 tercatat 5,74 persen dan sebelumnya 6,02 persen.

Keyakinan akan semakin membaiknya kondisi perekonomian Bali dalam tahun 2013 erat kaitannya dengan rencana pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Negara-Negara Asia Pasifik yang akan berlangsung di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Oktober 2013.

Demikian pula berbagai kegiatan bertaraf internasional digelar di daerah ini sehingga berpengaruh positif terhadap perekonomian Bali. KTT APEC bagi para “members ecomic” berasal dari utusan 21 negara dengan sekitar 6.000 peserta dan 2.000 wartawan.

Kegiatan yang berlangsung selama tujuh hingga delapan hari itu akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Bali. Demikian pula pembangunan menyangkut berbagai aspek persiapan Konferensi Tingkat Tinggi Kerja sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) dengan investasi yang tidak sedikit.

Pembangunan infrastruktur menyambut KTT APEC yang sudah hampir rampung antara lain perluasan bandara Ngurah Rai, pembangunan “underpass” Dewa Ruci dan pembangunan jalan tol di atas perairan (JDP), tutur Ketut Teneng.