Denpasar (Metrobali.com)-

Kelompok bahan makanan di Bali memberikan andil sebesar 193,20 persen selama bulan Agustus 2013 atau meningkat dari bulan sebelumnya yang hanya 190,89 persen sehingga mengalami inflasi sebesar 1,26 persen.

“Dari sebelas subkelompok termasuk bahan makanan, sembilan di antaranya mengalami kenaikan indeks sehingga inflasi di daerah ini pada bulan Agustus sebesar 0,83 persen,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali I Gede Suarsa di Denpasar, Sabtu (7/9).

Ia mengatakan, sembilan subkelompok yang mengalami kenaikan, antara lain ikan segar 9,01 persen, kacang-kacangan 6,83 persen, bumbu-bumbuan 3,35 persen dan kelompok buah-buahan 2,40 persen.

Selain itu juga kelompok telur, susu 1,61 persen, subkelompok sayur mayur 1,55 persen, lemak dan minyak 0,69 persen, ikan diawetkan 0,44 persen, kelompok padi-padian dan umbi-umbian 0,11 persen.

Suarsa menambahkan, komoditas yang memberikan sumbangan inflasi terbesar adalah bawang merah 0,1841 persen, kangkung 0,0570 persen, tongkol 0,0463 persen, cabe merah 0,0461 persen, telur ayam ras 0,0379 persen, tempe 0,0357 persen dan cekalang 0,0280 persen.

Sementara indeks kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 0,10 persen. Dari tiga kelompok yang memberikan andil, dua di antaranya mengalami peningkatan indeks yakni makanan jadi 0,15 persen dan minuman tidak beralkohol 0,04 persen.

Sedangkan subkelompok tembakau dan minuman beralkohol tidak mengalami perubahan. Komoditas yang memberikan sumbangan inflasi pada kelompok tersebut meliputi sate 0,0095 persen, kue kering 0,0028 persen dan roti manis 0,0024 persen.

Inflasi kota Denpasar tersebut juga sebagai akibat meningkatnya harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,85 persen. AN-MB