Bupati Giri Prasta saat menghadiri  ruwatan Sapuh Leger massal se-Bali di Jaba Pura Lingga Bhuana Puspem Badung, Minggu (18/2)/MB

Mangupura, (Metrobali.com) –

Pemerintah Kabupaten Badung melaksanakan ruwatan Sapuh Leger se-Bali, Minggu (18/2) di Jaba Pura Lingga Bhuwana, Puspem Badung. Total ada sebanyak 2.442 orang ikut dalam ruwatan ini, baik dari masyarakat Badung maupun kabupaten lain di Badung. Ruwatan sapuh leger yang ketiga kali ini ditanggung penuh oleh Pemkab Badung alias gratis. Upacara ini dihadiri langsung oleh Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta dan pejabat terkait di lingkungan Pemkab Badung.  Nampak, masyarakat juga tumpah ruah memenuhi areal Jaba Pura Lingga Bhuwana, Puspem Badung untuk mengikuti ruwatan massal ini. Rangkaian upacara dipuput oleh dua Sulinggih yakni Ida Peranda Griya Angantaka dan Ida Peranda Griya Tegal Darmasaba serta seorang Dalang Sapuh Leger yakni Ida Bagus Alit Arga Patra dan dibantu 10 orang Dalang untuk meruwat.

Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung Ida Bagus Anom Bhasma mengatakan, ruwatan Sapuh Leger se-Bali ini telah tiga kali dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Badung. Dua kali pada era Bupati Badung AA Gde Agung, dan baru sekali era Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.”Ruwatan sapuh leger ini diadakan tiap lima tahun sekali. Sekarang sudah tiga kali. Kalau saya tidak salah pelaksanaan pertama tahun 2008, waktu itu diikuti kurang lebih 2.500 orang. Kemudian tahun 2013 kami adakan yang kedua kali dengan jumlah peserta sekitar 1.500 orang. Sementara yang sekarang pesertanya terdaftar kurang lebih 2.000 orang,” ujarnya.

Dikatakan, yang ikut ruwatan ini tidak hanya masyarakat Badung, tapi juga dari berbagai kabupaten di Bali. “Yang mengikuti ruwatan Sapuh Leger mayoritas berasal dari Kabupaten Badung. Tapi, tak sedikit pula berasal dari sejumlah kabupaten/kota se-Bali,” terang Anom Bhasma.

Masyarakat yang ikut ruwatan ini tidak dipungut biaya sepeserpun alias gratis. Pasalnya, semua biaya sudah ditanggung oleh Pemkab Badung. Anom Bhasma menyebut sedikitnya Rp 150 juta APBD Badung tahun 2018 dialokasikan untuk upacara ini. “Masyarakat tidak dipungut biaya apapun untuk mengikuti ruwatan Sapuh Leger alias gratis,” katanya.

Lebih lanjut ditegaskan bahwa ruwatan Sapuh Leger gratis ini merupakan bagian dari komitmen Bupati Badung untuk meringankan beban masyarakat yang membutuhkan ruwatan Sapuh Leger. Jadi masyarakat cukup menyiapkan diantaranya Daksina Pejati dua soroh serta pelengkapan persembahyangan. “Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan ruwatan Sapuh Leger tidak murah, untuk itu Bapak Bupati memprakarsai diselenggarakannya Ruwatan Sapuh Leger Gratis Se-Bali agar bisa meringankan beban masyarakat,” jelasnya.

Ketua Panitia Ruwatan Sapuh Leger, I Gusti Ngurah Artawan yang juga Ketua Listibiya Badung menyatakan jumlah peserta yang mengikuti ruwatan Sapuh Leger total mencapai 2.442 orang. Sesuai dengan lontar Kala Tatwa, Sudamala dan Siwa Gama, bagi umat Hindu yang lahir bertepatan dengan wuku wayang, wajib melaksanakan ruwatan Sapuh Leger yang bertujuan untuk penyucian dan pewintenan. Adapun rangkaian pelaksanaan ruwatan Sapuh Leger diantaranya meruwat dan mebayuh oton.

Sementara itu, Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menegaskan bahwa Ruwatan Sapuh Leger ini sebagai bentuk komitmen Pemkab Badung dalam meringankan beban masyarakat Badung dan Bali khususnya yang membutuhkan ruwatan Sapuh Leger. “Bukan ini saja yang kami lakukan kegiatan adat apa pun itu saya akan bantu, Itu tugas pemerintah bagaimana meringankan beban dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.

Mantan Ketua DPRD Badung ini pun mengilustrasikan keberadaan peran masing-masing tokoh Panca Pandawa. Dimana ketika menjadi Bima, harus berani tegas, aturan jelas. Kalau menjadi Arjuna, tepat sasaran untuk membantu. “Nah, disini yang butuh Sapuh Leger, Sapuh Leger kita bantu. Yang butuh pendidikan, pendidikan kita bantu, begitu seterusnya,” jelas Giri Prasta.

 Kemudian, Nakula. Menurut Giri Prasta, Nakula itu adalah penampilan, peformance. Keempat, bagian dari Panca Pandawa adalah Sahadewa berarti intelektual atau kecerdasan. Yang  paling penting kelima adalah Darma Wangsa, Yudistira bagaimana neraka itu biar bisa dijadikan surga. Orang yang lagi bingung itu biar bisa dibantu. “Semua warga dan masyarakat dapat melakukan itu. Sapuh Leger ini artinya sapuh pembersi, dan leger itu ligir yang berarti mala yang ada didiri kita sendiri. Biar paripurna tidak cukup diraga saja, tapi juga di desa. Dan komitmen kami tidak hanya di Badung, tapi juga Bali,” pungkasnya.  RED-MB