korban mutilasi 1

Denpasar (Metrobali.com)-

Ayah korban yang buah hatinnya dimutilasi, Asikin menceritakan kisah sebelum meninggalnya korban Diana Sari (22) merupakan anak yang mudah bergaul, ramah, pintar dan mandiri sehingga sempat tidak menyangka bahwa menjadi korban pembunuhan yang disertai mutilasi.

“Semasa kecil diana orangnya mudah bergaul dan anak yang mandiri,” kata ayah korban, Askin, di Denpasar, Senin (7/7).

Ia menceritakan bahwa beberapa hari sebelum Diana meninggal, korban sempat menghubungi keluarga mengatakan bahwa sudah diterima di Universitas Malang. Namun, membutuhkan biaya 4 juta rupiah untuk biaya kuliah awal.

“Sehari setelah itu, diana mengatkan sudah mendapat pinjaman uang dari tuan rumah tempat kosnya. Namun, saya sempat tidak percaya dan mengatakn akan segera menggirimkan tersebut,” ujarnya.

Namun, karena keluarga belum mengirimkan uang, Diana lanjut menghubungi ibunya, Shanin meminta agar segera mengirimkan uang yang dipinjam tersebut.

“Diana sempat bilang ke ibunya untuk segera mengembalikan uang tersebut karena kemungkinan dirinya mati atau masuk penjara,” ujar Askin.

Sebelumnya, pada 10 Juni 2014 ayah korban bermimpi mendapat tawaran menjadi aktor yang bisa terkenal hingga manca Negara. Namun, dalam mimpinya tersebut juga melihat bungkusan dengan plastik hitam berjejer rapi di atas meja.

“Saya tidak pernah mengartikan mimpi tersebut. Namun, sampai saat ini saya tahu bahwa anak saya menjadi korban pembunuhan serta mutilasi. Ternyata ini jawaban dari mimpi saya itu,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ayah korban sempat mencerita adik korban yang masih duduk dikelas 5 SD juga sempat memimpikan Diana dengan menggunakan pakaian serba putih dan pada kain pada kepalanya terikat seperti pocong.

“Namun keluarga tidak mengubris hal tersebut karena diyakini korban akan baik-baik saja,” ujarnya. AN-MB